Fenomena Race Photo Redemption Meningkatnya Permintaan dan Dampaknya terhadap Ekonomi

Fenomena Race Photo Redemption: Meningkatnya Permintaan dan Dampaknya terhadap Ekonomi
Sejumlah fotografer sedang memotret pada event lari(@bogorsport2023)

‘KLIK, Klik’ bunyi tombol kamera Tak sengaja terdengar Demi sejumlah pelari berlalu. Jangan takut, bunyi itu memang dari kamera yang digunakan para fotografer yang mengabadikan momen berlari anda. Foto-foto yang diabadikan itu nantinya Dapat ditebus loh jel’s. 

Kegiatan ini Rupanya menjadi tren tebus foto Demi lari atau race photo redemption. Fenomena di mana pelari dalam suatu acara atau lomba lari yang nantinya Dapat dibeli atau ditebus usai perlombaan. Foto-foto ini biasanya diambil fotografer profesional yang ditempatkan disejumlah titik sepanjang jalur lintasan perlombaan. 

Kualitas fotonya tentunya terjamin. Para fotografer ini pastinya menggunakan peralatan dengan kualitas tinggi yang Pandai mengabadikan momen terbaik anda Demi berlari hingga mencapai garis finis. 

Baca juga : Telkom Digiland Run 2024 Usung Konsep Keberlanjutan

Jangan khawatir Tak menemukan foto anda. Setiap pelari pastinya mengenakan nomor bib. Nomor itu tentunya memudahkan fotografer dan penyelenggara Kepada mengidentifikasi foto, tentunya memudahkan para pelari menemukan foto mereka usai acara. 

Bagi penyelenggara, foto-foto ini Dapat menjadi alat pemasaran. Bagaimana Tak, para pelari biasanya memposting foto mereka di media sosial. Hal itu Pandai meningkatkan popularitas acara dan menarik lebih banyak peserta di masa depan. 

Cek Artikel:  Jaga Kesehatan Kucing Kesayangan dengan Makanan Cermat

Kini mencari foto Tak akan sulit Kembali. Kemajuan teknologi Demi ini semakin banyak aplikasi atau platform daring memudahkan pencarian dan membeli foto. Bahkan Eksis yang menggunakan pengenalan Roman Kepada mempermudah proses pencarian. 

Baca juga : Surya Papua

Foto-foto ini biasanya dijual dengan harga tertentu. Biasanya penyelenggara juga menyediakan paket yang mencakup foto atau memberikan diskon Kepada pembelian paket foto. 

Keinginan memposting foto Demi berlari juga dilakukan Prapti Yulianti. Perempuan berusia 38 tahun itu sengaja menyiapkan budget Tertentu Kepada membeli foto-foto yang akan diposting di media sosial. 

“Saya menyiapkan budget maksimal kisaran Rp150 ribuan Kepada foto-foto yang bagus,” ujar Perempuan yang Giat mengikuti perlombaan lari ini. 

Baca juga : 5.000 Pelari Ikut One Run 10K

Tak hanya kaum hawa, fenomena ini juga digemari pelari pria. Arif Raman Gafar, 27, mengaku Suka menebus foto Kepada dokumentasinya. 

“Saya pribadi orangnya suka difoto, jadi saya rasa butuh dokumentasi Kepada setiap race yang saya ikuti” ujar pemilik akun cetararif_gafar yang sudah mengikuti lebih dari 11 race dalam satu tahun terakhir. 

Arif juga mengaku menebus foto sebagai bentuk penghargaan kepada para fotorafer yang mengabadikan momen berlari yang Tak mungkin berulang Kembali. Tak tanggung-tanggung, ia menyiapkan budget dua kali dari harga race. 

Cek Artikel:  Dukungan Moral untuk Ibu Menyusui Krusial agar ASI Fasih

Baca juga : Apa Keistimewaan Dua Kamera dan Dua Lensa Baru FUJIFILM?

Tak hanya pelari yang diuntungkan dari fenomena ini. Andri Dharmawan juga mendapatkan berhak dari fenomena tebus foto. Sejak 2021, Andri Pusat perhatian pada event lari. 

Berawal dari hobi, ia Lewat bergabung dengan komunitas fotomikrostocker. Dari situ Andri mengenal aplikasi fotoyu dan mulai serius dan mulai serius dalam sportphotography. Meski Tak terikat dengan pihak manapun, Andri mengaku selalu langganan mengikuti berbagai event guna mencari cuan. 

Selain event lari, pemilik akun @bogorsport2023 ini juga mengikuti event sepeda dengan konsep tracking. Berawal dari hoby saja, Andri Tak menyangka Dapat meraup omzet dari Rp500.000 hingga Rp2.000.000 dalam sekali event. 

“Dengan dunia sosial media, orang butuh eksis Kepada di posting di IG, maka sekarang penjualan juga meningkat,” celetuknya. 

Menebus foto Rupanya berkontribusi meningkatkan ekonomi. Berikut caranya.

Mendukung Bisnis Lokal. Dengan menebus foto di studio lokal atau penyedia jasa cetak foto, Anda mendukung usaha kecil dan menengah yang berperan Krusial dalam perekonomian lokal.

Penciptaan Lapangan Kerja. Industri fotografi dan percetakan foto menciptakan lapangan kerja bagi fotografer, desainer grafis, teknisi cetak, dan staf pendukung lainnya.

Pengembangan Teknologi. Permintaan akan cetak foto berkualitas tinggi mendorong Penemuan dalam teknologi cetak dan fotografi, yang dapat menghasilkan industri teknologi yang lebih maju dan berkelanjutan.

Industri Kreatif. Fotografi adalah bagian dari industri kreatif yang dapat berkontribusi signifikan terhadap perekonomian. Industri ini Tak hanya mencakup cetak foto, tetapi juga pameran seni, Kitab foto, dan produk terkait lainnya.

Pariwisata dan Acara. Foto sering kali diambil pada acara Tertentu, seperti pernikahan, festival, dan tempat wisata. Ini berarti Eksis kontribusi ekonomi dari sektor pariwisata dan penyelenggaraan acara, yang juga membutuhkan layanan fotografi.

Peningkatan Konsumsi. Dengan semakin populernya cetak foto, konsumen cenderung menghabiskan lebih banyak Kepada layanan tambahan seperti framing, album foto, dan dekorasi rumah, yang secara keseluruhan meningkatkan konsumsi dan perputaran Doku dalam perekonomian.

Cek Artikel:  Krusialnya Kreativitas Anak dan Peran Orangtua

Dengan demikian, kegiatan menebus foto bukan hanya sekedar aktivitas konsumsi Standar, tetapi juga Mempunyai Pengaruh berganda yang membantu menggerakkan ekonomi di berbagai sektor.

Jadi kalau Jel’s termasuk yang juga tim tebus foto juga ga nih? (Z-3)

 

Mungkin Anda Menyukai