Fenomena ILRTs Terungkap Ledakan Bintang Langka yang Bukan Sekadar Supernova

Fenomena ILRTs Terungkap: Ledakan Bintang Langka yang Bukan Sekadar Supernova
Fenomena Intermediate Luminosity Red Transients (ILRTs) yang selama ini membingungkan para astronom akhirnya mulai terpecahkan.(INAF/G. Valerin)

NAMA Intermediate Luminosity Red Transients (ILRTs) menjadi Rahasia karena perubahan kecerahan bintang-bintangnya. Kini, sekelompok “detektif kosmik” yang menamai penelitian mereka A Study in Scarlett mungkin telah berhasil memecahkan teka-teki ini.

Para peneliti dari berbagai belahan dunia mengusulkan ILRTs bukan sekadar bintang yang meledak di akhir hidupnya, melainkan mengalami supernova yang Betul-Betul destruktif dan tak terhindarkan.

“Setelah menemukan tiga ILRT baru pada 2019, kami memanfaatkan kesempatan ini Buat mempelajari dan memahami fenomena ini dengan lebih Berkualitas,” ujar pemimpin tim Giorgio Valerin dari Institut Nasional Astrofisika (INAF).

Tim ini mengumpulkan data selama bertahun-tahun menggunakan teleskop di seluruh dunia serta beberapa teleskop luar angkasa. Mereka juga kembali mengamati NGC 300 OT, ILRT terdekat yang pernah diamati, yang berjarak Sekeliling 6,5 juta tahun Sinar dari Bumi.

Cek Artikel:  3 Tips Membeli HP Bekas yang Berkualitas

Tanda-Tanda Khas ILRTs

ILRTs membingungkan karena kecerahannya berada di antara nova (ledakan bintang yang Kagak menghancurkan bintang induk) dan supernova “klasik” (yang menghancurkan bintang dan meninggalkan bintang neutron atau lubang hitam).

Buat menjawab pertanyaan apakah ILRTs Betul-Betul menghancurkan bintang atau Kagak, tim ini mengamati evolusi empat ILRT dalam jangka waktu yang panjang.

“Gambar pertama NGC 300 OT diambil pada 2008, dan dalam penelitian ini, kami mengamatinya kembali setelah lebih dari satu Sepuluh tahun,” kata Valerin.

Dari pengamatan yang dilakukan, tim memantau perubahan kecerahan, suhu, komposisi kimia, serta kecepatan gas yang terlempar dari ILRTs. Data dari teleskop Spitzer menunjukkan NGC 300 OT meredup hingga sepersepuluh kecerahan awalnya dalam tujuh tahun sebelum akhirnya menghilang dari deteksi pada 2020.

Cek Artikel:  Mengenal Lunar Trailblazer Robot Punya NASA yang Memetakan Air di Bulan

Hasil serupa ditemukan dalam pengamatan ILRT AT 2019abn di galaksi Messier 51 (Whirlpool Galaxy). ILRT ini juga mengalami penurunan kecerahan yang mengarah pada Konklusi bahwa bintang tersebut telah hancur sepenuhnya.

Mengapa ILRTs Lebih Redup dari Supernova Klasik?

Salah satu Elemen Istimewa yang menentukan Tanda khas ILRTs adalah keberadaan kepompong gas dan debu yang sangat padat di Sekeliling bintang induknya. Gas ini dipanaskan hingga suhu Sekeliling 5.700°C dalam hitungan hari, yang menyebabkan peningkatan kecerahan ILRT. Gas ini juga bergerak dengan kecepatan hingga 1,6 juta mil per jam (700 km/detik), jauh lebih lelet dibandingkan supernova klasik yang mencapai 10.000 km/detik.

“Kami percaya bahwa bintang tersebut Betul-Betul meledak, tetapi ledakan itu tertahan oleh selubung gas dan debu yang padat di sekitarnya,” kata Leonardo Tartaglia, peneliti dari INAF.

Cek Artikel:  Misi PUNCH NASA Siap Mengungkap Asrar Surya dan Meningkatkan Ramalan Cuaca Antariksa

Dengan kata lain, material yang terlempar dari bintang induk ILRTs inilah yang menyebabkan kecerahannya berkurang seiring waktu.

Fenomena “Supernova Penangkapan Elektron”

Tim ini menyebut fenomena ini sebagai supernova penangkapan elektron, sebuah jenis ledakan bintang yang sudah lelet diprediksi tetapi belum pernah diamati secara langsung.

Supernova ini menandai batas antara bintang bermassa Sekeliling 10 kali Surya (yang akan meledak dan membentuk bintang neutron atau lubang hitam) dan bintang yang lebih kecil seperti Surya kita, yang hanya akan meredup dan menjadi katai putih.

“Akhirnya, kita Dapat Menonton langsung peristiwa yang membedakan bintang yang akan meledak sebagai supernova klasik dari bintang yang akan perlahan memudar sebagai katai putih,” kata Valerin. (Space/Z-2)

Mungkin Anda Menyukai