Fenomena Ghosting Penyebab, Akibat, dan Solusinya

Fenomena Ghosting: Penyebab, Dampak, dan Solusinya
Ilustrasi – Ghosting(freepik)

PENGALAMAN mengecewakan ketika sedang menjalin hubungan dengan seseorang dan tiba-tiba orang tersebut menghilang tanpa kabar, peringatan atau penjelasan. Pengalaman tersebut bisa disebut dengan ghosting. 

“Ghosting mungkin telah ada sejak lama,” kata Dr. Jennice Vilhauer, seorang psikolog di Los Angeles dan penulis buku Think Forward to Thrive. 

Seiring meningkatnya popularitas kencan online pada pertengahan tahun 2010-an, ghosting menjadi lebih umum. Fenomena ini membuat Vilhauer menulis salah satu artikel pertama tentang topik ghosting pada 2015, dan Merriam-Webster menambahkan istilah ini ke dalam kamusnya tahun 2017. Selain itu, pencarian untuk istilah ini pada internet mencapai puncaknya tahun 2019.

Baca juga : Pertimbangkan 7 Hal Ini untuk Berteman Bagus dengan Mantan

Cek Artikel:  Seperti Ini Tren Gaun, Aksesori, dan Dekorasi Pernikahan Terkini

Fenomena ghosting dianggap sering terjadi dan banyak dari sebagian orang dalam dunia kencan mengantisipasinya karena ghosting dianggap menyakitkan. Akibat buruk seperti evaluasi untuk diri sendiri menjadi buruk hingga persepsi seseorang tentang dunia menjadi buruk apabila seseorang mengalami ghosting. 

Selain itu, perasaan di ghosting dianggap lebih buruk dibandingkan ditolak, karena ketidakjelasan dalam hubungan dapat membuat seseorang merasa tertekan, bahkan seseorang dapat melakukan hal yang merugikan dirinya. Bagi mereka yang melakukan ghosting, perasaan yang muncul bisa berupa lega, bersalah, atau bahkan apatis, kata Vilhauer.

Di era sekarang ini banyak sekali pelaku ghosting yang melakukan tindakan tersebut atas kesadarannya sendiri. Banyak orang melakukan ghosting dan tidak bertanggung jawab akan perasaan orang lain karena alasan sedang menjalin hubungan dengan orang lain. 

Cek Artikel:  Screen Time Gawai Kurangi Kemampuan Anak Kelola Amarah

Baca juga : Apa itu Silent Treatment, Penyebab, Akibat, serta Langkah Mengatasi 

Sehingga dalam artian seseorang melakukan ghosting karena sedang menjalin lebih dari 2 hubungan dalam satu waktu. Selain itu, orang yang melakukan ghosting biasanya tidak akan bertanggung jawab dengan perasaan orang yang telah di ghosting, hal ini dilakukan untuk menghindari konflik yang dianggap menyusahkan pelaku ghosting. 

Kagak dipungkiri banyak juga pelaku ghosting yang melakukan tindakan tersebut atas dasar ketidak sadarannya dirinya. Hal ini dipicu oleh cara seseorang merespon atau menanggapi chat, obrolan atau interaksi dengan orang lain. 

Langkah Mengatasi

Apabila seseorang mengalami ghosting ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Seperti melakukan aktivitas dengan keluarga atau kerabat dekat untuk mengalihkan kesedihan atau kekecewaan. Berolahraga, bermain dan mendengarkan musik hingga melakukan hobi lainnya juga bisa menjadi cara untuk seseorang melupakan lukanya. 

Cek Artikel:  Ini Panduan Optimalisasi Perkembangan Otak Anak

Di luar dari hal tersebut, ada sisi positif dimana ghosting dapat diterima, seperti ghosting dapat diterima dengan baik apabila dalam hubungan anda hanya mendapatkan perlakuan buruk. Kekasih kasar, mudah marah atau bahkan terburuknya pasangan anda tidak menghargai batasan. 

Tetapi memutuskan hubungan dengan cara ghosting bukan menjadi pilihan. Apabila anda memiliki ghosting untuk memutuskan hubungan maka anda harus berkonsultasi dengan ahli akan tindakan anda. (CNN/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai