
POLISI menangkap musisi Fariz RM di Bandung, Jawa Barat, pada Selasa (18/2). Barang bukti yang disita dari penangkapan Fariz RM Merukapan narkoba jenis ganja dan sabu.
Fariz RM Bukan pernah jera berurusan dengan hukum terkait kasus narkoba. Berikut fakta-fakta dalam kasus narkoba Fariz RM
1. Berawal dari penangkapan mantan sopir
Penangkapan terhadap Fariz RM bermula Begitu polisi melakukan penyelidikan kasus narkoba setelah menangkap ADK di Jalan Sunter Kemayoran pada Senin (17/2). Kepada polisi, ADK adalah mantan sopir Fariz RM. Narkoba jenis ganja yang disita dari ADK adalah pesanan Fariz RM.
Keterangan itu langsung ditindaklanjuti. Polisi menangkap Fariz RM pada Selasa (18/2). “Setelah kami mendapatkan titik terang inisial FRM yang diduga memesan barang yang Eksis dari ADK, maka diamankan di kota Bandung, Provinsi Jawa Barat,” kata Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi, Rabu (19/2).
2. Sempat Mengelak Begitu ditangkap
Berdasarkan rekaman video penangkapan yang diterima, Fariz RM tampak kebingungan Begitu didatangi oleh aparat kepolisian Begitu proses penangkapan di kawasan Jalan Dipatiukur, Bandung, Jawa Barat.
Polisi memperkenalkan diri bahwa mereka dari jajaran Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan. Polisi kemudian meminta Fariz RM Buat ikut Serempak mereka. Tetapi, Begitu itu Fariz RM sempat mengelak.
“Pak, saya enggak Mengerti apa-apa,” kata Fariz dalam video.
Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Andri Kurniawan mengatakan Fariz RM memang sempat mengelak Begitu ditangkap. Tetapi, polisi Mempunyai bukti hingga akhirnya Fariz RM mengakuinya.
“FRM sempat mengelak, tapi tim kami menemukan barang bukti di rumahnya,” kata Andri.
3. Polisi Sita Ganja dan Sabu
Polisi menyita barang bukti berupa narkoba jenis ganja dan sabu Begitu menangkap Fariz RM di Bandung. Tetapi belum dijelaskan rinci soal jumlah barang bukti tersebut.
4. Kasus Keempat Fariz RM
Penangkapan di Bandung adalah kasus keempat yang menjerat Fariz RM terkait narkoba. Meski sudah menjalani rehabilitasi Begitu proses hukum sebelumnya, Fariz RM belum juga keluar dari jeratan narkoba
Kasus Pertama 2007
Pelantun Musik ‘Sakura’ itu pertama kali ditangkap polisi pada 28 Oktober 2007 di kawasan Jalan Radio Dalam, Jakarta Selatan.
Polisi menyita barang bukti lintingan ganja seberat 5 gram yang disimpan dalam bungkus rokok.
Pada 10 Oktober 2008, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Fariz RM 8 bulan penjara. Hukuman itu lebih ringan dari tuntutan jaksa, satu tahun penjara serta denda Rp2 juta
Kasus kedua 2015
Fariz kembali ditangkap pada 6 Januari 2015. Dia ditangkap Begitu sedang bermain gitar Sembari mengisap ganja di rumahnya di Jalan Camar 11, Blok BE Nomor 4, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan.
Harian Media Indonesia edisi 7 Januari 2015 menulis penangkapan berlangsung Sekeliling pukul 02.00 WIB itu, Fariz sedang sendirian di ruang tengah rumahnya. Penangkapan yang dilakukan sehari setelah pelantun Musik Barcelona tersebut berulang tahun ke-56 itu dilakukan setelah polisi mendapat laporan dari masyarakat.
Polisi menemukan satu paket heroin di saku sebelah kanan, ganja yang sedang dipakai, alat isap sabu, aluminium foil, cangklong sabu, dan korek api.
Pada 6 Mei 2015, Fariz RM divonis 8 bulan penjara. Putusan tersebut lebih rendah daripada tuntutan Jaksa, yang menuntut 10 bulan penjara.
Kasus Ketiga 2018
Fariz RM kembali berurusan dengan polisi karena masalah yang sama. Fariz ditangkap 24 Agustus 2018 pada pukul 09.45 WIB di kediamannnya di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Begitu itu, polisi menyita barang bukti 2 paket plastik klip sabu, 9 butir alprazolan, 2 butir dumolid, dan alat hisap sabu.
Majelis hakim menjatuhkan vonis pidana penjara selama 1 tahun pada 2 Mei 2019.
5. Pernah Sakau dan Direhab
Fariz RM menjalani beberapa kali rehab narkoba. Begitu proses hukum berjalan pada Januari 2015, Fariz RM sempat menjalani rehabilitasi di sebuah panti rehabilitasi di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Keputusan diambil lantaran Fariz RM kedapatan sedang menyiksa diri.
“Tersangka sakau. Dalam bahasa medis Eksis situasi menderita sakit. Buat menghindari hal-hal yang dilakukan seperti pemukulan kepala, tentunya kita melakukan pencegahan sehingga kita masukkan rumah sakit Buat rehabilitasi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul Begitu itu pada 8 Januari 2015.
Di kasus ketiga, Fariz sempat kembali menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, meskipun proses hukumnya tetap berjalan.
Ahli hukum pidana narkotika, Slamet Pribadi, menjelaskan pecandu narkoba memang wajib direhabilitasi. Tetapi, itu bukan jaminan ia Bisa keluar dari jeratan narkoba Apabila Bukan Eksis tindakan lanjutan.
Slamet menjelaskan setalah pecandu keluar dari panti rehabilitasi, mereka harus menjalani proses pasca-rehab.
“Orang yang direhab adalah orang kecanduan. Sembuh total (setelah rehab) enggak jaminan, kalau gelas sudah retak ya retak, Tetap Eksis bekasnya,” kata Slamet kepada Media Indonesia, Rabu (19/2).
“Artinya antara rehab dan pasca-rehab harus berlanjut. Jangan hanya rehab kemudian selesai,” lanjut dia.
Mantan Kabag Humas BNN itu menjelaskan proses rehab didampingi dokter, psikolog dan Ahli adiksi. Setelah proses rehab, program pasca-rehab dilanjutkan oleh keluarga, lingkungan Sekeliling dan kerabat pecandu.
Slamet mencontohkan musisi Bimbim Slank yang sudah dianggap pulih dan keluar dari jeratan narkoba. Slamet mengatakan setelah Bimbim Slank selesai program rehab, dia mendapat pendampingan dan dukungan dari keluarga.
“Bimbim Slank itu handphone, ATM Sekalian dipegang oleh Bunda Iffet Buat mencegah dia kembali membeli narkotika. Hanya keperluan tertentu yang diizinkan. Ini cerita langsung dari Bunda Iffet,” kata Slamet
Slamet menjelaskan Bukan Eksis batasan waktu tertentu orang yang menjalankan pasca-rehab. Sekalian tergantung keinginan dan tekad pecandu tersebut Buat bebas dari narkotika.
“Bisa satu tahun, dua tahun atau seumur hidup. Tergantung dari keinginan dia pulih. Kalau dia terjerat kembali seperti Fariz RM, itu dimulai dari Kosong Tengah,” kata Slamet.
(P-4)