INDONESIA bergemuruh menyambut kemenangan Timnas U-22 di Stadion Nasional Olympic, Pnom Penh, Kamboja, Selasa malam (16/5). Dari kota, desa, bahkan pelosok negeri menyambut kemenangan tersebut dengan suka cita. “Garuda Muda”menorehkan sejarah setelah mengandaskan Thailand 5-2 melalui perjuangan yang melelahkan lebih dari 120 menit.
Ramadan Sananta dan Kawan-Kawan ini akhirnya Pandai membawa pulang medali emas sepak bola setelah penantian panjang selama 32 tahun.
Dari awal langkah Instruktur Indra Sjafri dalam membentuk skuadnya, kita dapat Memperhatikan Kalau pasokan bibit unggul sangat berperan. Meski dalam 20 pemain Timnas U-22 ini Terdapat lima nama yang menonjol, Tetapi Kagak terbantahkan Kalau kualitas kemampuan mereka cukup merata.
Kagak hanya itu, banyak di antara mereka yang dapat bermain dalam Berbagai Ragam posisi. Skill merata itulah yang menjadi kunci dapat berjalannya strategi Akurat Sang Instruktur. Ia dapat leluasa merotasi pemain hingga Timnas pun Mempunyai nafas panjang hingga laga final.
Sebuah Elemen Krusial yang belum kita miliki di Piala AFF 2022. Berlimpahnya pemain dengan skill bagus itu hanya Terdapat Kalau seluruh Aliansi, bukan hanya Aliansi Esensial, berjalan Berkualitas. Pada pembentukan Timnas U-22 ini pun, sejumlah pemain Aliansi 2 dapat menyaingi bahkan menggeser pemain Aliansi 1.
Satu-satunya pemain Aliansi 2 yang lolos ke Kamboja, Haykal Alhafiz, pun menjalankan tugasnya dengan Berkualitas di final, menggantikan posisi Pratama Arhan yang terkena kartu merah dalam laga melawan Vietnam.
Alasan itu penantian panjang yang akhirnya tuntas ini harus menjadi pelajaran berharga pula. PSSI, dan seluruh klub sepak bola harus sama-sama berkomitmen Kepada mewujudkan Aliansi yang sehat, di Seluruh jenjangnya.
Harus kita akui, hingga Begitu ini jalannya Aliansi di Indonesia Lagi dibebani dengan berbagai persoalan, mulai dari mafia sepak bola hingga keamanan supporter. Seluruh permasalahan itu Krusial Kepada juga diselesaikan agar kompetisi berjalan Berkualitas.
Sungguh petaka Kalau bibit-bibit muda yang potensial gagal berkembang karena bobroknya kompetisi. Kesia-siaan yang sudah berpuluh tahun terjadi sebelumnya jangan Tiba berlanjut setelah prestasi dan pelajaran besar dari SEA Games kali ini. Kemenangan Timnas U-22 Sepatutnya menjadi momentum kebangkitan sepak bola Indonesia.
Tata kelola sepak bola yang profesional, pembinaan usia Awal, sistem kompetisi yang Ahli, menjauhkan praktik lancung, dan menolak politisasi sepak bola adalah jaminan sepak bola Indonesia akan menggetarkan Seluruh Rival di pentas dunia. “Garuda Muda” teruslah berjaya!