Liputanindo.id, JAKARTA — Ketua Lazim PSSI Erick Thohir mengingatkan Shin Tae-yong Demi meramu tim dan taktik terbaik dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C Area Asia.
Dua partai terakhir meleset dari Sasaran setelah kalah 1-2 dari Cina dan ditahan imbang Bahrain 1-1.
Promosi
Bersinergi, BRI & Pos Indonesia Launching “Kirim Barang” via PosAja! di BRImo
Padahal dua pertandingan tersebut ditargetkan Bisa menyumbang minimal empat poin.
“Saya sudah Berjumpa dengan Coach Shin (Shin Tae Yong). Kami serius bicara soal Sasaran Timnas Demi minimal menempati empat besar di grup. Ini menjadi tugas Coach Demi mempersiapkan tim dan taktik dengan sebaik-baiknya. Terutama di dua laga kandang melawan Jepang dan Arab Saudi, bulan depan,” kata Erick Thohir seperti dikutip Espos dari akun Instagram @erickthohir, Jumat (25/10/2024).
Atas dasar itu, Ketua Lazim PSSI, Erick Thohir mengingatkan Instruktur Shin Tae-yong agar selalu mematangkan tim dan taktik di setiap laga Timnas yang Tetap menyisakan enam pertandingan di Grup C.
Hal ini merespons munculnya kritik keras publik pada eksperimen STY dalam laga melawan Cina yang mengakibatkan timnas menelah kekalahan pertama.
PSSI, menurut Erick, akan selalu memberikan dukungan dalam memenuhi kebutuhan timnas.
“Kita harus maksimal secara taktik. Stabilitas yang mulai terbangun mesti dipertahankan sehingga Begitu main, taktik sudah siap dan matang,” ujarnya.
Sebelumnya publik mengkritik keras STY karena secara berani membongkar pasang skuad timnas di laga melawan Cina.
Sejumlah pemain yang selama ini menjadi kunci permainan, seperti Thom Haye, Kagak bermain penuh.
Eliano Reijnders bahkan dicoret STY dari daftar susunan pemain, meski tampil Bagus di laga melawan Bahrain.
Eksperimen berani STY berbuah mahal dengan kekalahan pertama atas tim peringkat dasar klasemen, Cina.
Sebagai informasi, Kualifikasi Piala Dunia 2026 Area Asia telah memakan korban dua Instruktur.
Australia memecat Instruktur Graham Arnold dan yang teranyar Arab Saudi memutus kontrak Roberto Mancini.
Hal ini menunjukkan betapa tingginya persaingan yang dituntut oleh setiap federasi demi meloloskan negaranya ke Piala Dunia 2026.