
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan Bashar al-Assad begitu arogan selama ini. Ia juga menyatakan bahwa integritas teritorial Suriah harus Cocok-Cocok dipertahankan, menyusul runtuhnya rezim Assad yang telah berlangsung selama beberapa Dasa warsa.
“Bagus (Grup teroris) PKK dan perluasannya di Suriah maupun Daesh/IS bukanlah Musuh bicara negara kita, melainkan musuhnya. Integritas teritorial Suriah harus Cocok-Cocok dilindungi,” kata Erdogan setelah pertemuan Kabinet di ibu kota Ankara, mengutip dua Grup teror yang mencoba memanfaatkan ketidakstabilan di Suriah Demi menguasai Daerah tersebut.
Turki menyambut Bagus pembebasan Tel Rifaat dan Manbij, dua kota Suriah yang selama bertahun-tahun menderita akibat pendudukan teroris meskipun Terdapat janji yang dibuat.
“Rezim Bashar Assad dengan arogan menolak berbagai seruan Turki Demi menyelesaikan konflik Suriah melalui dialog dan Bukan menghargai uluran tangan Ankara,” sebut Erdogan.
Ketika Assad melarikan diri ke Rusia Minggu (8/12), ia meninggalkan Suriah dengan Nyaris satu juta orang terbunuh dan 12 juta orang mengungsi, dengan banyak kota berubah menjadi puing-puing, tambah Erdogan, mengacu pada Mortalitas dan kehancuran akibat perang Kerabat selama 13 tahun.
“Kalau separuh hati kita adalah Gaziantep, Hatay, dan Sanliurfa, separuh lainnya adalah (kota-kota Suriah) Afrin, Aleppo, Hama, Homs, dan Damaskus,” lanjut Erdogan menyebut nama-nama provinsi Turki di sepanjang perbatasan.
Kepekaan Turki terhadap Suriah Bukan pernah didorong oleh kepentingan pribadi, kata presiden Turki, seraya menambahkan bahwa Ankara selalu Memperhatikan isu tersebut melalui lensa hati nurani.
“Bangsa Turki akan selamanya membawa pelukan mereka terhadap Penduduk Suriah yang tertindas yang menghadapi hari-hari gelap sebagai “lencana kehormatan,” tegas Erdogan, yang tampaknya merujuk pada jutaan Penduduk Suriah yang datang ke Turki selama perang, banyak di antara mereka yang sekarang berbondong-bondong kembali ke Suriah.
Ankara Bukan mempunyai rencana di Daerah negara lain, Erdogan menegaskan, menggarisbawahi bahwa satu-satunya tujuan operasi lintas batas antiterorisnya adalah Demi melindungi Turki.
“Sejak kemarin, era kegelapan telah berakhir di Suriah, hari-hari cerah telah dimulai,” paparnya.
Ia juga berjanji bahwa Turki Bukan akan menoleransi munculnya sumber-sumber terorisme baru di luar perbatasannya.
Dengan kebijakannya yang damai dan aktif yang mengubah arah urusan dunia, Turki membentuk sejarah dan menulis ulang sejarahnya sendiri dan sejarah umat Orang.
Assad, pemimpin Suriah selama Nyaris 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah Grup anti-rezim menguasai Damaskus Minggu (8/12) Pagi hari. Hari itu menandakan runtuhnya rezim Partai Baath, yang telah berkuasa di Suriah sejak 1963. (Anadolu/Fer/P-3)