Para pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) yang terdiri atas 17 subsektor harus segera mendaftarkan ide-ide atau produk mereka Demi mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), termasuk tiga pelaku dengan jumlah terbanyak Adalah Hidangan, fashion, dan kriya.
“Sehingga para pelaku industri ekraf dapat melindungi merek dagang, orisinalitas dan keunikan produk, bahkan resep atau formula-formula usaha. Kagak perlu khawatir Tengah ide atau produknya akan diklaim orang lain. HKI ini juga menjadi pengungkit mereka memasuki pasar ekspor dan meraih berbagai Kesempatan kolaborasi,” kata Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo dalam Obrolan panel yang diselengarakan dalam rangkaian Inabuyer Expo 2024, di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Kamis (16/4).
Dalam Obrolan panel berjudul Hasil karya dan Kreativitas Terpelihara: HKI dalam Pengembangan Usaha itu juga berbicara Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesi (Hippindo) Budihardjo Iduansjah serta Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Anggoro Dasananto.
Baca juga : Jadi Tersangka Kasus Penyalahgunaan Merek, Istri Hakim Ajukan Praperadilan di PN Denpasar
Berikut ringkasan Obrolan yang terungkap dalam format tanya jawab:
Apa saja jenis-jenis HKI yang paling relevan dan Krusial bagi pelaku usaha dalam sektor ekonomi kreatif?
Terdapat 7 jenis HKI Demi ini, Adalah Hak Cipta, Merek, Paten, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan Perlindungan Varietas Tanaman. Terdapat beberapa jenis HKI yang sering digunakan oleh pelaku ekraf, seperti Merek : Demi perlindungan nama produk usaha kreatif Bagus berupa barang maupun jasa. Desain Industri : Demi perlindungan desain produknya, seperti desain fesyen, furniture, desain kemasan produk. Rahasia Dagang : Demi melindungi informasi bernilai ekonomi dari usahanya, seperti resep makanan minuman, metode pemasaran, metode pengolahan, metode produksi, dsb, dan Hak Cipta : Demi melindungi karya ciptanya, seperti musik, Gambar hidup, gim, aplikasi, karya fotografi, dsb, termasuk pula Paten Demi perlindungan teknologi atau proses yang juga dapat dihasilkan oleh pelaku ekonomi kreatif.
Pendaftaran HKI tentunya harus disesuaikan dengan produk atau karya yang dimiliki sehingga Apabila ditanya mana yang paling Krusial atau relevan? Jawabannya adalah tergantung dari produk atau karya yang kita miliki, karena setiap produk ekraf itu Berbagai Ragam sehingga sebelum mendaftarkan mereknya, kita imbau pelaku ekraf Demi mencari informasi sebanyak mungkin bahkan Apabila perlu Bisa berkonsultasi kepada pihak terkait agar Kagak terjadi kesalahan dalam pendaftaran HKI.
Bagaimana implementasi HKI dapat memperkuat branding dan Imej merek dalam industri pariwisata dan ekonomi kreatif?
HKI selain melindungi produk dan karya para pelaku ekonomi kreatif dari penjiplakan, juga dapat memperkuat branding atau Imej suatu merek. Terdapat banyak Elemen yang mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu barang atau menyukai karya tertentu, Kagak hanya soal kualitas dan harga saja tetapi preferensi terhadap suatu brand tertentu juga sangat mempengaruhi. Banyak dari masyarakat yang membeli suatu barang karena Memperhatikan merek, kemasan, tokoh atau komunitas yang bersinggungan dengan brand tersebut, atau kalau Era sekarang itu karena viral dulu Lewat beli kemudian. Sehingga suatu brand nyatanya dapat mengidentifikasi nilai, gaya hidup, atau status sosial konsumennya.
Baca juga : Karyawan Polo Ralph Lauren Mengadu ke Presiden Joko Widodo
Oleh karena itu, memperkuat branding dan Imej merek kita Kagak selalu dengan kegiatan promosi, tetapi Bisa juga dengan pendaftaran HKI. Contohnya, ketika suatu produk parekraf diberikan perlindungan HKI berupa Merek, maka persepsi konsumen akan produk tersebut akan menjadi meningkat secara positif. Produk yang sudah dilindungi Merek, akan diyakini masyarakat Mempunyai kualitas lebih Bagus dibandingkan produk sejenis Tetapi tanpa Merek, Terdapat jaminan mutu, Terang produsennya, sehingga masyarakat lebih Serius dalam mengkonsumsi/ menggunakan produk tersebut, Bagus berupa barang maupun jasa.
Dengan branding yang kuat juga, pelaku ekraf dapat kembali menggunakan HKI mereka sebagai jaminan Demi mendapatkan Donasi pembiayaan di bank/non bank yang dapat digunakan Demi pengembangan bisnis mereka. Karena manfaat lain dari pendaftaraan HKI adalah dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan.
Apa tantangan Penting yang dihadapi oleh pelaku usaha dalam memperoleh dan melindungi hak kekayaan intelektual?
Tantangan yang sering dijumpai oleh pelaku usaha adalah pemahaman akan kekayaan intelektual itu sendiri. Lagi sering dijumpai di lapangan, para pelaku ekraf Memperhatikan pendaftaran HKI bukanlah sesuatu yang mendesak. Demi ini baru 11,05% dari 8,2 juta pelaku di industri kreatif yang Mempunyai HKI (sumber:https://www.dgip.go.id/artikel/list-artikel?tag=Mediasi%20Kasus%20Pelanggaran%20KI)
Baca juga : Takut Kehilangan Pekerjaan, Ratusan Karyawan Polo Ralph Lauren Mengadu ke MA
Selain memahami pentingnya HKI, pelaku di industri kreatif juga harus mengetahui konsekuensi dari pelanggaran HKI. Demi meningkatkan pemahaman dan jumlah HKI di industri ekraf, kami sejak tahun 2016 hingga tahun 2023 kemarin telah memberikan dukungan kepada pelaku ekonomi kreatif dalam hal meningkatkan upaya perlindungan hak atas kekayaan intelektual berupa fasilitasi perlindungan kekayaan intelektual kepada lebih dari 9.571 pelaku ekonomi kreatif melalui pendaftaran dan pencatatan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham. Di tahun 2024, program perlindungan kekayaan intelektual Lagi berlanjut dengan Sasaran pada tahun ini sebanyak 1.200 produk ekonomi kreatif yang terlindungi kekayaan intelektualnya.
Demi ini Demi memperoleh perlindungan HKI sangatlah mudah. Sejak tahun 2019 Segala permohonan pendaftaran HKI dapat diajukan secara online. Bahkan hanya dengan menggunakan handphone pun kita sudah dapat mengajukan permohonan pendaftaran HKI. Pembayaran biayapun dilakukan online melalui ATM atau pun mobile banking. Biaya permohonan pendaftaran HKI bagi pelaku usaha skala UMKM, diberikan keringanan biaya. Misalnya, biaya pendaftaran Merek Demi masyarakat Lazim adalah Rp 1,8 juta, maka bagi pelaku usaha skala UMKM, diberikan keringanan, biayanya menjadi hanya Rp500 ribu.
Bagaimana Langkah mengoptimalkan pemanfaatan HKI Demi meningkatkan investasi pelaku usaha?
Pastinya Apabila kita berhasil memperkuat branding/produk kita setelah pendaftaran HKI maka Kagak menutup kemungkinan akan banyak investor yang tertarik Demi berkolaborasi.
Baca juga : Batasan Perlindungan Merek Terkenal Dinilai belum Terang
Tetapi Apabila merujuk pada PP 24 tahun 2024, HKI Bisa dijadikan objek jaminan utang Demi mendapatkan jaminan fidusia, kontrak ekraf dan hak tagih. Sehingga usaha/produk/karya kita dapat kita jadikan jaminan kepada lembaga bank/non bank Demi mendapatkan Donasi Biaya yang Bisa kita gunakan Demi investasi selanjutnya, Misalnya membuka cabang baru atau membuka brand produk baru.
Apakah Terdapat Misalnya sukses dari implementasi strategi HKI yang telah meningkatkan daya saing dan branding pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif?Banyak sekali Misalnya sukses para pelaku ekraf lokal yang berhasil bertumbuh dan berkembang setelah menerima manfaat dari pencatatan HKI. Salah satunya Kebab Turki Baba Rafi, yang bergerak di subsektor Hidangan. Kebab turki Baba Rafi memanfaatkan kekuatan perlindungan Merek dan berhasil Mempunyai ribuan gerai waralaba di beberapa negara. Selain Mempunyai branding yang kuat, dengan kekuatan merek maka pemilik bisnis dapat melakukan Perluasan bisnis ke jalur franchise sehingga Kagak hanya value ekonominya saja yang meningkat tetapi juga Bisa menyediakan Kesempatan kerja bagi masyarakat.
Bagaimana perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) dapat memberikan Keistimewaan kompetitif bagi pelaku usaha?
Produk parekraf yang Mempunyai HKI, dipastikan Mempunyai nilai tambah yang sangat jauh Apabila dibandingkan dengan produk yang tanpa perlindungan HKI.
HKI memberikan hak Spesial bagi pemiliknya, sehingga hanya orang tersebut yang berhak menggunakan sendiri, atau memberikan izin kepada pihak lain Demi menggunakan, atau melarang orang lain menggunakan tanpa izin. Konsumen dari suatu produk akan memilih produk yang Mempunyai HKI, misalnya minuman air mineral dengan merek tertentu, ketimbang produk sejenis lainnya yang tanpa merek.
Produk dengan merek, akan memberikan rasa Kondusif dan nyaman pada konsumennya Demi mengkonsumsinya, karena adanya jaminan mutu dan kualitas yang timbul dari adanya merek terdaftar pada produk tersebut. (X-8)