Enam Kecamatan di Bandung Barat Diterjang Bencana

Enam Kecamatan di Bandung Barat Diterjang Bencana
Rumah Kaum di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat ambruk Akibat meluapnya Sungai Cimeta.(MI/DEPI GUNAWAN)

BENCANA hidrometeorologi mengepung Daerah Kabupaten Bandung Barat.

Terdapat enam kecamatan terdampak bencana pasca hujan dengan intensitas tinggi pada Sabtu (15/3) sore.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bencana paling dominan adalah banjir bandang di Kecamatan Padalarang, Cipatat dan Ngamprah.

Kemudian longsor di Lembang dan Cisarua, pergerakan tanah di Cihampelas serta rumah ambruk di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah. Kagak Terdapat korban jiwa dalam bencana tersebut. Total kerugian Tetap dihitung.

Salah satu titik bencana terparah di Kampung Guha Mulya dan Cibarengkok Jaya, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat. Sebanyak 25 rumah rusak parah dan ratusan jiwa harus mengungsi akibat banjir bandang Akibat meluapnya Sungai Cimeta.

Cek Artikel:  Dorong Ekonomi Digital, Pos Indonesia Luncurkan Perangko NFT

Sekretaris Desa Nyalindung, Asep Hidayat mengungkapkan, selain merusak puluhan rumah, satu unit sekolah ikut terendam dan empat jembatan penghubung antar kampung tak Dapat dilewati karena rusak.

Beberapa rumah di antaranya bahkan baru diperbaiki dengan Sokongan pemerintah karena Akibat banjir bandang tahun Lewat yang juga terjadi Demi bulan puasa.

“Rumah-rumah yang rusak berdiri di bantaran sungai karena tak kuat menahan derasnya air, dari mulai tembok hingga pondasi,” bebernya, Minggu (16/3).

Atas kejadian ini, pihak desa berencana mengajukan rumah yang dibangun di bantaran sungai agar direlokasi. Asal Mula potensi banjir bandar serupa bakal Maju mengintai.

Cek Artikel:  Terbawa Longsor, Batu Besar Tutup Akses Cianjur-Bandung

“Kami minta Kaum berpikir ulang, kami juga minta solusi terbaik ke pemda supaya Kaum Terjamin. Kami Terdapat tanah desa, tapi kesepakatan Kaum mau atau enggak direlokasi,” katanya.

Salah seorang korban, Masroni, 66, mengaku rumahnya yang paling terdampak parah karena dibangun di sisi sungai. Dinding belakang rumahnya jebol sehingga air langsung menyeret perabotan rumah tangga dan barang berharga lainnya.

“Barang-barang habis, enggak keburu diselamatkan. Hanya surat-surat saja,” ucapnya.

Ia Kagak sempat mengevakuasi barang karena harus menyelamatkan anaknya dari dalam rumah ketika banjir bandang menerjang.

“Banjir datang Demi mau persiapan buka puasa, air Segera naik karena hujannya deras sekali. Saya segera menyelamatkan diri, beres-beres setelah air surut,” tuturnya.

Cek Artikel:  Kekasih Calon Wali Kota Tasikmalaya Bagikan Sembako, Bawaslu belum Terima Laporan

 

Mungkin Anda Menyukai