Embargo Sekolah Mengadakan Study Tour Membangun Khawatir ASITA Jabar

Larangan Sekolah Mengadakan Study Tour Membuat Khawatir ASITA Jabar
Anggota mengunjungi wisata Situ Citongtut, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/1/2022).(Antara)

KEBIJAKAN Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang melarang sekolah mengadakan study tour Membangun khawatir keberlangsungan bisnis travel perjalanan wisata yang bernaung di Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jabar. Memang sekolah bukan satu-satunya Kawan yang memanfaatkan jasa layanan perjalanan wisata, Tetapi kontribusi terhadap kelangsungan hidup bisnis travel sangat Krusial.

“Dampak pelarangan ini telah menimbulkan kekhawatiran, bukan hanya oleh pelaku industri pariwisata di Jabar, tetapi juga menjalar ke provinsi lain di Jawa Tengah (Jateng), Yogyakarta dan Bali, karena pasar terbesar pelajar mereka adalah dari Jabar, mungkin saja nantinya Bisa bedampak boikot berwisata ke Jabar,” ungkap Ketua ASITA DPD Jabar, Daniel Guna Nugraha, Selasa (25/2).

Cek Artikel:  Bazar Ramadan di Purwakarta Kurang Peminat

Menurut Daniel keberadaan industri pariwisata Mempunyai Dampak ekonomi suatu Kawasan atau negara. Alasan, industri ini mencakup bagaimana aktivitas pariwisata mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pendapatan masyarakat dan kesejahteraan sosial. Hanya saja, mereka kini mengahadapi tantangan kebijakan Embargo sekolah study tour dan efisiensi dari pemerintah Presiden Prabowo.

“Saya mewakili pelaku usaha yang tergabung di ASITA, menjadikan kebijakan-kebijakan pemerintah sebagai autokritik. Pelayanan perjalanan wsiata harus lebih bertanggung jawab dan menjaga kualitas layanan yang telah dijanjikan sesuai biaya yang dikeluarkan konsumen,” Jernih Daniel. 

Daniel menambahkan, bahwa kegiatan study tour atau pendidikan di luar kelas, Enggak hanya dipahami sebagai wisata semata. Tapi, Terdapat peran Krusial dalam memeprkaya pengalaman belajar siswa. Pendidikan di luar kelas memberikan suasana belajar yang lebih interaktif, menyenangkan dan aplikatif, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi serta mengembangkan berbagai keterampilan.

Cek Artikel:  UM Bandung Gelar Silaturahmi dan Survei Pemetaan Cabang dan Ranting Muhammadiyah

“Dengan pengalaman langsung, siswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam, keterampilan sosial yang lebih Berkualitas, serta sikap yang lebih kreatif dan Independen. Oleh karena itu, pendidikan luar kelas sebaiknya menjadi bagian Krusial dalam sistem pembelajaran di sekolah,” ucap Daniel.

Apalagi lanjut Daniel, Gubernur Dedi Mulyadi pernah menegaskan pentingnya pendidikan kepada siswa berkarakter kesundaan (local wisdom). Maka, mengajak siswa hadir di sejumlah objek wisata di Jabar Bisa menjadi media pembelajaran membentuk Kepribadian kesundaan. Apalagi obyek wsiata di Sekeliling Jabar, kualitas objek, dan aktivitasnya Enggak kalah bagus dibanding provinsi lain. Dengan penekanan mengenal potensi dan Gambaran diri di Kawasan sangatlah Krusial, dengan kemajuan dan perkembangan jaman.

Cek Artikel:  FOX Lite Majalaya Hotel Hadirkan Paket Spesial Halal Bihalal 2025

Sebagai informasi, Gubernur Dedi Mulyadi, menegaskan tentang Embargo sekolah mengadakan study tour. Bahkan, bagi sekolah yang melanggar, dia tak segan Demi memberikan sangsi pencopotan kepala sekolah. (AN/E-4)

Mungkin Anda Menyukai