Emas Diproyeksi Lalu Melonjak Usai The Fed Pangkas Etnis Kembang

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) terus melonjak di tengah ketegangan geopolitik dan ekspektasi pemotongan suku bunga AS yang agresif.

Menurut Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha, pada Jumat, 20 September 2024 harga emas mencapai level tertinggi sepanjang masa di atas USD2.600. Nomor itu mencerminkan kuatnya minat pasar terhadap aset safe haven ini.

Andy menjelaskan proyeksi emas hari ini berada dalam kondisi yang cukup fluktuatif, namun tetap mendukung tren bullish yang telah berjalan.

Berdasarkan indikator Moving Average, tren bullish emas masih sangat kuat, dan harga emas diperkirakan akan terus mengalami kenaikan.

Emas berpotensi mencapai harga USD2.625 sebagai target tertinggi harian. Tetapi, jika terjadi pembalikan arah (reversal), emas berpotensi terkoreksi ke level USD2.604 sebagai target terdekat.

Cek Artikel:  BI Tarik Doku Logam Rp500 TE 1991, Rp1.000 TE 1993 dan Rp500 TE 1997

Meskipun pergerakan harga emas cenderung positif, Nugraha mengingatkan bahwa volatilitas tetap tinggi, terutama dengan berbagai faktor eksternal yang memengaruhi harga.

“Dalam skenario di mana emas tidak mampu mempertahankan level kenaikan, pergerakan ke bawah menuju USD2.604 dapat menjadi tanda awal potensi koreksi yang lebih dalam,” tutur dia dalam keterangan tertulis, Senin, 23 September 2024.
 


Ilustrasi emas. Foto: Unplash

 

Harga emas hari ini tertekan

Harga emas pada Senin, 23 September 2024 diperdagangkan di wilayah negatif di sekitar USD2.620 pada awal sesi Asia, meskipun masih mendekati level tertinggi sepanjang masa.

 
Pemangkasan suku bunga yang mengejutkan oleh The Fed sebesar 50 basis poin (bp) minggu lalu menjadi salah satu faktor kunci yang mendorong harga emas ke level tertinggi ini.

Cek Artikel:  Perusahaan Skala Menengah Kendali Antrean IPO di BEI

Dalam pertemuan dua hari yang digelar Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), bank sentral AS memberikan sinyal pemangkasan suku bunga lebih lanjut mungkin terjadi sebelum akhir 2024.

Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah turut menjadi faktor utama yang mendorong harga emas. Konflik berkepanjangan di Gaza, Ukraina, dan wilayah lainnya memperkuat permintaan terhadap emas sebagai aset pelindung nilai di tengah ketidakpastian global.
 

“Ketidakpastian geopolitik ini membuat emas semakin diminati oleh investor yang ingin melindungi asetnya dari risiko global,” kata dia.

Meskipun tren emas terlihat sangat kuat, beberapa analis memperingatkan kemungkinan adanya koreksi harga dalam waktu dekat. Andy Nugraha menyebutkan bahwa reli emas yang sangat kuat sepanjang tahun 2024, dengan kenaikan 27 persen sejak awal tahun, dapat mengurangi minat beli dari konsumen ritel di pasar utama seperti Tiongkok dan India.

Cek Artikel:  MGS Perkuat Posisi sebagai Perusahaan Cyber Security

Harga emas yang terus meningkat telah menekan daya beli ritel, yang mungkin mempengaruhi permintaan jangka panjang. Secara keseluruhan, proyeksi harga emas untuk hari ini menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut hingga mencapai USD2.625.

Mungkin Anda Menyukai