
Penduduk Jepara menjerit. Gas elpiji ukuran 3 kilogram (tabung melon) Tetap langka dan sulit dicari dan harganya melambung hingga Rp32.000 per tabung, Pemerintah Kabupaten Jepara mengaku Terdapat penurunan jatah 53 ribu tabung serta berjanji akan melakukan distribusi secara merata.
Pemantauan Media Indonesia, Rabu (19/2), masalah gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram itu Tetap menjadi persoalan di Kabupaten Jepara. Penduduk di beberapa kecamatan Tetap kesulitan mencari karena langka dan pengecer mengaku stok tersedia terbatas hanya mencukupi Buat kebutuhan pelanggan lelet.
Akibat sulitnya mencari gas elpiji 3 kilogram ini, Penduduk memilih kembali menggunakan kayu bakar Buat memasak dan beralih ke gas nonsubsidi 5 kilogram (tabung ungu). Bahkan jikapun tersedia harga gas tabung melon tersebut melonjak Rp32.000 per tabung. “Daripada Kagak dapat memasak saya kembali menggunakan kayu bakar,” ujar Anik, 45, ibu rumah tangga di Bangsri, Jepara.
Hal serupa juga diungkapkan Ratri,35, Penduduk Kecamatan Jepara Kota. Dia memilih mengganti menggunakan elpiji ukuran 5 kilogram. Dia mengaku Kagak mendapatkan gas tersebut meski sudah berkeliling mencarinya.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kabupaten Jepara Ferry Yudha Adhi Dharma mengatakan bahwa pada 2025 alokasi gas elpiji 3 kilogram Buat Kabupaten Jepara mengalami penurunan, yakni dari 11.437.667 tabung di tahun sebelumnya menjadi 11.384.000 tabung. “Terdapat penurunan sebanyak 53 ribu tabung dibandingkan tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Akibat penurunan jumlah alokasi elpiji 3 kilogram ini, ungkap Ferry Yudha Adhi Dharma, menjadikan terjadinya kelangkaan di sejumlah kecamatan karena belum meratanya sistem pembagian. Ke depan Pemkab Jepara segera akan kembali melakukan penataan sehingga distribusi lebih merata dan dapat terjangkau masyarakat. (N-2)

