Wamenperin Faisol Riza Serempak Ketua Biasa APKI Liana Bratasida. Foto: Istimewa.
Jakarta: Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyampaikan apresiasi kepada Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) yang telah konsisten menjadi Kawan pemerintah dalam mendukung pengembangan industri pulp dan kertas nasional.
“Industri pulp dan kertas Mempunyai kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional dengan total ekspor mencapai USD8,28 miliar pada 2023 dan menyumbang Sekeliling 4,03 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas,” kata Faisol Rapat Kerja APKI Tahun 2024 di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 13 Januari 2025.
Faisol juga menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi industri pulp dan kertas, seperti ketersediaan bahan baku kertas Siklus ulang (KDU), kebijakan EU Waste Shipment Regulation (EUWSR), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan EU Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM).
“Ketahanan industri menjadi perhatian Krusial pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dan kami optimis melalui langkah strategis yang Akurat, industri ini dapat Maju berkembang dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional,” tambahnya.
Tantangan harus dijadikan sebagai Kesempatan
Sementara itu, Ketua Biasa APKI Liana Bratasida menekankan pentingnya acara Rapat Kerja APKI Tahun 2024 sebagai langkah strategis Demi merumuskan kebijakan dalam meningkatkan daya saing Industri Pulp dan Kertas (IPK) di tengah ketidakpastian kondisi Mendunia.
“Acara ini menjadi sangat relevan dengan tema ‘Mendorong Kontribusi Industri Pulp dan Kertas terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui Strategi Kebijakan, Ekonomi Sirkular, dan Perluasan Akses Pasar Mendunia’,” ujar Liana.
Di sisi lain, menurut dia, tantangan Mendunia dan domestik harus dipandang Bukan hanya sebagai ancaman. “Tetapi juga sebagai Kesempatan Demi merumuskan langkah-langkah strategis dan inovatif,” tegasnya.
Liana juga mengungkapkan Ketika ini Tetap terdapat 54 industri kertas yang menggunakan bahan baku kertas Siklus ulang (KDU), yang sebagian besar kebutuhan KDU-nya Tetap perlu diimpor. Importasi KDU ini mencerminkan upaya implementasi ekonomi sirkular dalam industri pulp dan kertas Indonesia.
“Kami berharap kebijakan pemerintah dapat menjamin ketersediaan bahan baku KDU agar industri pulp dan kertas dapat menjaga daya saing dan berkelanjutan,” tambah Liana.
Ia menambahkan, APKI optimis menghadapi tantangan dan meningkatkan daya saing industri pulp dan kertas melalui sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi.
“Dengan langkah-langkah strategis dan inovatif, APKI mendukung Sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia Demi meningkatkan daya saing industri pulp dan kertas sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi delapan persen dan mendukung asta cita Presiden Prabowo Subianto,” tutur dia.
(Ilustrasi industri pulp dan kertas. Foto: Medcom.id)
Kualitas serat Siklus ulang perlu dikelola
Adapun, Direktur Fiber di Fastmarkets RISI Hannah Zhao yang juga menjadi pembicara kunci dalam seminar ini, memberikan wawasan mendalam tentang prospek Mendunia industri pulp dan kertas.
Dalam paparannya, Hannah menyampaikan Asia, terutama Asia Tenggara dan India, akan menjadi pendorong Esensial pertumbuhan permintaan pulp dan kertas Mendunia hingga 2026.
“Dengan populasi yang Maju berkembang dan tingkat konsumsi per kapita yang relatif rendah, kawasan ini Mempunyai potensi besar Demi pertumbuhan. Tetapi, tantangan over supply dan kualitas serat Siklus ulang tetap menjadi isu Esensial yang perlu dikelola,” ungkap Hannah.