Anggota yang terdampak proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Atadei di Desa Nubahaeraka, Atadei, Lembata, Nusa Tenggara Timur, mendapat pelatihan budi daya kacang tanah dan tanaman bio farmaca.
PLN bekerja sama dengan Yayasan Pappah Indonesia Membangun program penguatan ekonomi para petani setempat dengan budi daya dua tanaman tersebut.
Yayasan Pappah Indonesia berikhtiar mendampingi dua Golongan tani yakni Golongan budi daya kacang tanah dan Golongan budi daya tanaman bio farmaca dari hilir hingga ke hulu.
Sosialisasi sekaligus peluncuran program penguatan ekonomi petani desa itu dilaksanakan di Pasar Baoraja, Desa Nubahaeraka, Kamis (12/12).
Peluncuran program coorporate social responsibility (CSR) PLN dan dilaksanakan Yayasan Papha Indonesia dan Dinas Pertanian Kabupaten Lembata itu, dilakukan oleh Asisten II Setda Lembata sekaligus PlT Kadis Pertanian Kabupaten Lembata, Donatus Lajar.
Usai peluncuran program, PlT Kadis Pertanian Kabupaten Lembata Donatus Lajar, Direktur Yayasan Papha Indonesia Nar Hayon, Koordinator Program Yayasan Papha Indonesia Paul Dolu, dan Manager PLN UPP Nusra III Kasirun langsung melakukan tanam perdana kacang tanah dan jahe di Letak yang telah disediakan Golongan tani setempat.
Koordinator Program Yayasan Papha Indonesia Paul Dolu menjelaskan, setelah Anggota Desa Nubahaeraka menyerahkan lahan tanah Kepada proyek PLTP 10 MW itu, Anggota akan kekurangan lahan pertanian yang selama ini sebagai sandaran hidup. Kalau Enggak segera diantisipasi, hal ituakan berdampak pada ketahanan ekonomi keluarga.
“Karena itu, kami Memperhatikan Krusial melakukan penguatan ekonomi petani yang terdampak proyek geotermal Atadei melalui budi daya kacang tanah dan tanaman bio farmaca. Kami bermimpi suatu ketika nanti kacang tanah dan tanaman bio farmaca menjadi ikon karena pengembangan dari hulu hingga ke hilir,” ujar Paul Dolu.
Ia menjelaskan, Yayasan Papha Indonesia menggandeng PLN Kepada Acuh dan memberi tanggung jawab sosial kepada masyarakat terdampak. Kali ini budi daya kacang tanah dan tanaman bio farmaca dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat Nubahaeraka.
Paul Dolu berharap Anggota terdampak Lanjut meningkatkan produktivitas guna meningkatkan ekonomi keluarga.
Sementara itu, Manager PLN UIP Nusra III, Kasirun berjanji siap membantu Anggota terdampak Kepada peningkatan Tahap hidup mereka melalui program CSR PLN.
“Saya datang di tempat ini, saya bangga disambut dengan upacara adat. Kami datang dan tetap akan menjaga adat budaya seperti ini. Ini kegiatan perdana program CSR PLN. Terdapat potensi yang dapat meningkatkan perekonomian Anggota terdampak. Kami mencanangkan penguatan budi daya pertanian kacang dan tanaman bio farmaca. Banyak yang Pandai dilakukan. Ini Program CSR semester dua di akhir tahun,” paparnya.
Kasirun juga menandaskan, Sokongan kepada Anggota terdampak itu akan berkelanjutan.
“Silakan sampaikan melalui Yayasan Papha Indonesia, apa Tengah yang Pandai kita berdayakan. Ini akan berlanjut. Ini baru masa prakonstruksi, Pembangunan, Tamat tahap operasi PLTP 10 Mw Atadei. Program CSR Terdapat semacam kewajiban PLN Kepada berdayakan masyakarakat. Terdapat sektor pertanian, pendidikan, dan lain-lain,” ujarnya.
Ia juga meminta dukungan Anggota dalam pengembangan PLTP Atadei 10 MW tersebut.
“Kami Harap Kepada Pandai diterima di sini. Terima kasih pemilik lahan yang sudah mengikhlaskan tanahnya Kepada PLTP. Tinggal beberapa pemilik Tengah. Kami berharap sisanya akan ikut mengikhlaskan tanahnya Kepada kami gunakan. Bapak Presiden Prabowo Subianto sudah menginstruksikan Kita Kepada swasembada Kekuatan, dan Lembata punya potensi Kepada kemajuan daerah ini,” ungkap Kasirun. (E-2)