Eintracht Frankfurt Ogah Beri Nomor 10 ke Sembarang Pemain, Kenapa?

Liputanindo.id – Bundesliga – Eintracht Frankfurt Tiba detik ini belum memberikan Nomor terbaik mereka Adalah nomor 10 ke pemain. Hal tersebut dikarenakan Enggak sembarang orang Dapat menggunakan Nomor itu.

Eintracht Frankfurt Tiba detik ini Tetap mempensiunkan nomor 10 mereka. Terakhir, Filip Kostic yang memegang nomor tersebut, sebelum akhirnya ia pindah ke Juventus FC pada musim panas 2022.

Eintracht Frankfurt Ogah Beri Nomor 10 ke Sembarang Pemain, Kenapa?
Sumber: UEFA

Hal itu dilakukan karena nomor 10 merupakan Nomor keramat di Eintracht Frankfurt. Banyak legenda yang memegang nomor itu seperti Halil Altintop, Dino Toppmoller, hingga Jurgen Grabowski.

Direktur Olahraga Eintracht, Markus Krosche, membeberkan alasannya mempensiunkan sementara nomor 10. Menurutnya, harus pemain yang Pas-Pas Layak Buat memegang Nomor tersebut.

Cek Artikel:  Tekad Nathan Tjo A On Loloskan Indonesia ke Piala Dunia 2026

Baca Juga:


“Saya punya prinsip yang Terang ketika membicarakan nomor 10. Pemain harus mendapatkan persetujuan Buat menggunakannya,” kata Markus Krosche yang dilansir dari Get Football News Germany.

“Nomor tersebut adalah sesuatu yang spesial, dan itu terasosiasi dengan banyak tradisi. Terutama Buat kami, Apabila Anda memikirkan Jurgen Grabowski sebagai contohnya,” tambahnya.

Jurgen Grabowski sendiri adalah legenda Eintracht Frankfurt. Pemain yang berposisi sebagai penyerang tersebut berhasil membawa die Adler menjuara Perserikatan Eropa pada 1980 (kala itu Tetap bernama Piala UEFA) usai mengalahkan Borussia Monchengladbach.

Cek Artikel:  Krisis Pemain! Ten Hag Berikan Berita Soal Cedera Harry Maguire dan Luke Shaw

Sebelumnya, pemain anyar mereka, Can Uzun, berkeinginan Buat menggunakan nomor punggung 10 tersebut. Tapi, Eintracht Malah memberikannya nomor 20 karena ia harus membuktikkan diri apakah layak mengemban Nomor keramat tersebut.

Selalu update Informasi bola terbaru seputar Bundesliga hanya di Liputanindo.id

Mungkin Anda Menyukai