Edukasi dan Peringatan Awal Kebencanaan akan Menekan Korban Jiwa

Edukasi dan Peringatan Dini Kebencanaan akan Menekan Korban Jiwa
Simulasi mitigasi gempa bumi pada anak TK Melati Ikhlas Kelurahan Lapai, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang(MI/YO)

PAKAR Bidang Geotechnical Engineering I Wayan mengatakan pendidikan masyarakat menghadapi bencana termasuk potensi terjadinya megathrust dibutuhan bagi masyarakat urban, pegunungan, hingga pesisir.

“Sesungguhnya sangat penting dan dapat efektif dalam menekan jumlah korban jiwa akibat tsunami. Gempa dengan getaran yang cukup kuat yang dirasakan masyarakat sudah secara alamiah juga merupakan peringatan dini tsunami di kawasan-kawasan yang sudah di identifikasi rawan tsunami seperti di dekat zona megathrust,” kata I Wayan saat dihubungi, Rabu (2/10).

Ia menceritakan pernah belajar dan mengikuti training tentang mitigasi gempa dan tsunami di University of Washington, Amerika Perkumpulan yang juga menjadi kawasan sepanjang pantai sekitarnya sekitarnya terpapar megathrust Cascadia. Peringatan dini yang diterapkan salah satunya adalah melalui public education dan awareness masyarakat. 

Cek Artikel:  Betulkah Bau Kentut Begitu Hamil Lebih Beraroma

Baca juga : Hadapi Megathrust, Perbaikan Jalur Evakuasi Tsunami di Padang Dimulai

“Federal Emergency Management Agency (FEMA)  memberikan pendidikan masyarakatnya dengan arahan sederhana bahwa kalau ada goncangan gempa kuat, segera evakuasi ke dataran tinggi. Jadi ini yang saya sampaikan gempa kuat itu sendiri sebagai peringatan dimi langsung pada masyarakat,” ujar dia.

“Tapi, ini applicable untuk masyarakat yang memang sudah well aware dan edukasi publiknya suda maju. Di Indonesia secara perlahan perlu ada penyuluhan secara berkelanjutan tentang ancaman ini,” tambahnya.

Diketahui Indonesia memiliki 13 zona megathrust antara lain megathrust Aceh-Andaman M9,2; Nias-Simeulue M8,7; Batu M7,8; Mentawai-Siberut M8,9; Mentawai-Pagai 8,9; Enggano M8,4; Selat Sunda-Banten M8,7; Jawa Barat-Jawa Tengah M8,7; Jawa Timur M8,7; Sumbe M8,5; Sulawesi Utara M8,5; Lempeng Laut Filipina M8,2; Utara Papua M8,7.

Cek Artikel:  FPSMI Sebut Perpustakaan Tetap Banyak Masalah, Meminta Stakeholder Bersinergi

Baca juga : Hadapi Potensi Megathrust, Pemerintah Siapkan Sejumlah Layanan Kesehatan

Menghadapi gempa termasuk megathrust di Indonesia, BMKG telah menyiapkan sensor pencatat gempa di jalur-jalur megathrust. Sebanyak 533 seismograf sudah disebar di banyak wilayah.

“BMKG memiliki kewajiban 3 menit harus disebarkan kepada masyarakat karena kita mengejar golden time. Sehingga masyarakat memiliki waktu sekitar 50 menit ke tempat yang aman,” ungkap Penanggung Jawab Tim Desiminasi Mitigasi Bencana Gempabumi dan Tsunami BMKG Septa Anggraini.

Indonesia berada di empat lempeng dunia yakni Indo-Australia, Eurasia, Pasifik, dan Lempeng Filipina yang bergerak setiap waktu dengan hitungan 10-14 cm per tahun. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai