PADA dasarnya Mahluk ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan Mempunyai ambisi yang sering kali melampaui Pikiran sehat sebagai Mahluk.
Ketidakpuasan bukan karena Enggak terpenuhinya hirarki lima kebutuhan dasar Mahluk dalam hierarchy of needs theory-nya Abraham Maslow (1943), melainkan karena ketamakan Kepada mendapatkan lebih dari apa yang sudah dimiliki.
Tak mengherankan Apabila muncul konflik, gesekan, hingga berujung perang Kepada menguasai pihak lain dengan tujuan memperluas Kawasan atau sumber daya ekonomi.
Perluasan Kawasan, meskipun secara sumber daya ekonomi nihil, tetap dianggap Krusial Kepada menunjukkan eksistensi kekuasaan. Terlebih bila Kawasan yang Mau dikuasai itu Mempunyai sumber daya ekonomi yang melimpah, segala Metode akan ditempuh Kepada menguasai Kawasan tersebut.
Tradisi perang sudah Terdapat sejak baheula, dari abad ke abad, seiring dengan perjalanan kehidupan Mahluk. Perang pertama dalam sejarah Mahluk ialah Pertempuran Megiddo antara Mesir Klasik dan Kerajaan Kanaan, yang terjadi pada abad ke-15 SM.
Seiring dengan meningkatnya peradaban Mahluk, perlengkapan perang Lanjut bertransformasi ke arah yang lebih modern. Demikian pula strategi dan metode perang berubah.
Perang terjadi sebelum Masehi, setelah Masehi, atau setelah 1 Hijriah, hingga muncul Perang Dunia I dan II. Selain itu, setelah Perang Dunia II mencuat pula Perang Dingin (Cold War), yakni ketegangan antara Amerika Perkumpulan dan Uni Soviet tanpa pertempuran terbuka.
Ketegangan yang melibatkan dua negara adidaya itu berupa perlombaan senjata, perang perwakilan (proxy war), propaganda, politik, ekonomi, dan persaingan ideologi Blok Barat, AS (kapitalisme/liberalisme) dan Blok Timur, Uni Soviet (Uni Soviet).
Perang demi perang, Perang Dunia I (1914-1918) dan Perang Dunia II (1939-1945), membangkitkan kesadaran di kalangan bangsa yang terjajah, seperti Indonesia. Juga, muncul kesadaran Kepada menciptakan perdamaian.
Karena itu, lahirlah Piagam Atlantik yang diteken Presiden AS Franklin D Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill pada 14 Agustus 1941 di atas kapal perang Kerajaan Inggris, HMS Prince of Wales, di perairan Samudra Atlantik.
Piagam Atlantik atau Atlantic Charter berisikan Enggak Terdapat Tengah penaklukan Kawasan, adanya hak menentukan nasib sendiri, kerja sama ekonomi, pengurangan rintangan perdagangan, kebebasan dari rasa takut, dan perlucutan senjata pascaperang.
Piagam Atlantik yang awalnya diteken 26 negara sekutu kemudian mendapat dukungan dari banyak negara sehingga mendorong pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1 Januari 1942.
Terlebih Perserikatan Bangsa-Bangsa (LBB) yang didirikan pada 10 Januari 1920, hasil perjanjian Perdamaian Versailles pada 1919, yang mengakhiri Perang Dunia I bak Harimau ompong alias gagal mencegah terjadinya Perang Dunia II.
Berdirinya PBB ditandai dengan diresmikannya Piagam PBB pada 26 Juni 1945 di San Francisco, AS. Piagam PBB hanya diteken lima negara (the big five), yakni Amerika Perkumpulan, Uni Soviet (Rusia), Prancis, Republik Rakyat Tiongkok, dan Inggris.
Mereka ialah pemenang Perang Dunia II yang berhasil mengalahkan kekuatan Poros (Jerman, Italia, dan Jepang) selama Perang Dunia II. Kelima negara itu dianggap kekuatan Istimewa dalam menjaga perdamaian dan keamanan Global. Sebagai Personil tetap Dewan Keamanan PBB, mereka Mempunyai hak veto Kepada menolak atau membatalkan suatu resolusi yang diajukan di Dewan Keamanan PBB.
Alih-alih mengakselerasi penyelesaian konflik, hak veto acap kali menghambat PBB dalam mengambil tindakan Segera dan efektif Kepada mengakhiri pelanggaran hak asasi Mahluk, Serangan militer, dan ancaman lainnya terhadap perdamaian Mendunia.
Kini, sebanyak 193 negara Personil PBB hanya Bisa menonton berbagai konflik yang terjadi, seperti Rusia-Ukraina, dan merajalelanya Israel dalam pembantaian dan genosida di Gaza, Palestina.
Belum selesai Serangan di Gaza, negeri zionis itu juga menyerang Iran melalui operasi yang bersandi Rising Lion atau Singa yang Terbangun pada Jumat (13/6) pagi.
Serangan militer Israel besar-besaran itu melibatkan 200 jet tempur yang menyerang Sekeliling 100 Sasaran di berbagai Kawasan Iran. Operasi itu tak hanya bertujuan melumpuhkan infrastruktur nuklir dan militer Iran, tetapi juga membunuh delapan elite militer dan enam ilmuwan nuklir Tanah Persia.
Meski diwanti-wanti sejumlah negara dan Penduduk AS Kepada Enggak terlibat dalam konflik Israel-Iran, AS akhirnya tak tahan cawe-cawe dengan membombardir tiga fasilitas nuklir di Fordow, Natanz, dan Isfahan, Iran.
Presiden Donald Trump menyebutkan serangan tersebut sangat berhasil dan sebagai momen bersejarah bagi AS, Israel, dan dunia. ‘Iran sekarang harus setuju Kepada mengakhiri perang ini’, kata tulis Trump di Truth Social.
Iran Enggak tinggal Tenang, ratusan rudal canggih nan mutakhir meluncur dengan meluluhlantakkan sejumlah Sasaran militer, ekonomi, dan pemerintahan di Israel.
Dalam menyikapi serangan AS, Iran menyatakan setiap tentara dan Penduduk AS di Timur Tengah akan dianggap sebagai Sasaran yang Absah. Dengan demikian, pangkalan militer AS yang tersebar di 19 Letak di Timur Tengah dalam lampu kuning.
Di antaranya delapan Pangkalan Militer AS tetap bercokol di Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Pangkalan militer yang berfungsi sebagai pusat operasi, logistik, intelijen, dan pengamanan berbagai kepentingan AS di Timteng dioperasikan Sekeliling 50 ribu personel militer.
Dengan keterlibatan ‘Negeri Om Sam’, perang Israel-Iran semakin berkobar. Iran bersiap menggandeng sekutu mereka, Rusia, Kepada membalas serangan ke AS.
Gayung bersambut, Presiden Rusia Vladimir Putin siap membantu rakyat Iran sembari menilai serangan AS ke Iran tak beralasan.
Alhasil, perang Israel-Iran berpotensi menyulut perang dunia ketiga. Eskalasi geopolitik, krisis ekonomi Mendunia, harga minyak dunia melonjak melambungkan inflasi, termasuk di Tanah Air. Dunia musakat.
Presiden Prabowo Subianto yang menekankan prinsip netralitas ‘Seribu Mitra terlalu sedikit. Satu musuh terlalu banyak’ jangan Jenuh mengajak seluruh simpul kekuatan dunia Kepada mengakhiri perang Israel-Iran.
Terpenting, tak boleh Terdapat negara di atas Piagam PBB dan hukum humaniter Global.
Apabila kita Enggak mengakhiri perang, perang akan mengakhiri kita. Memento vivere. Tabik!

