Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Sosok Pertanian (BPPSDMP) lakukan pendampingan alumni dan petani millennial dalam pelaksanaan pertanian modern di Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan pemerintah saat ini tengah bertransformasi dari sistem pertanian tradisional menuju pertanian modern yang memanfaatkan teknologi canggih dan mekanisasi pertanian.
“Kita diminta oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membangun pertanian modern, dan sekarang kita tengah memulai pekerjaan di beberapa wilayah seperti Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan yang nantinya akan menjadi lumbung pangan Indonesia,” ujar Amran, melalui keterangannya, Sabtu (5/10).
Baca juga : Kalimantan Tengah Jadi Sasaran Pengembangan Cluster Pertanian Modern
Amran menargetkan 500 ribu hektare lahan sawah baru di Kalimantan Tengah yang dalam satu kali panen diproyeksikan menghasilkan 5 ton gabah kering per hektare. Ia berharap, jika seluruh proyek cetak sawah ini berjalan lancar, defisit beras nasional dapat diatasi hanya dari produksi Kalimantan Tengah.
“Strategi kita adalah menyetop impor beras, mencapai swasembada, dan bahkan melakukan ekspor beras ke depan. Asanya, dalam tiga tahun ke depan, kita bisa mencapai target ini,” pungkasnya.
Dalam menopang pelaksanaan pertanian modern, Kementan melibatkan mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yang tengah mengikuti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Mahasiswa Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kemendikbud serta alumni Polbangtan PEPI.
Baca juga : PLN EPI Bantu Kembangkan Lahan Pertanian Kritis
Dalam kunjungannya, Kepala Badan PPSDMP, Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dan alumni dalam kegiatan pertanian di Kapuas.
“Kehadiran mereka bertujuan agar dapat secara langsung mempraktikkan pertanian modern, menerapkan ilmu yang telah dipelajari, serta bertukar pengalaman dengan petani lokal,” jelasnya dalam pertemuan yang berlangsung di Balai Area Sungai (BWS) Kalimantan II Palangkaraya.
Idha menyebutkan bahwa konsep pertanian modern ini, petani milenial ikut di dalamnya, dalam penggunaan dan pengelolaan alsintan (alat mesin pertanian).
“Menteri Pertanian menyampaikan kepada dunia bahwa Indonesia telah berhasil melakukan perluasan areal tanam serta memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, khususnya padi,” ujar Arsanti.
Kegiatan pendampingan ini bertujuan untuk mengawal program Pertanian Modern Kementerian Pertanian yang tengah berjalan di wilayah tersebut. Kepala BPPSDMP memberikan arahan dan motivasi kepada para alumni dan petani milenial agar dapat berperan aktif dalam pengembangan pertanian modern. Selain itu, dilakukan pula diskusi terkait kendala yang dihadapi serta solusi yang dapat diterapkan. (Z-11)