Liputanindo.id – Kepolisian Resort Cianjur, Jawa Barat, menyampaikan dua dari tujuh orang pelaku yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) pembacokan pelajar hingga tewas berinisial YF dan MR di Kecamatan Warungkondang menyerahkan diri, Jumat (21/6). Pelaku didampingi oleh pihak sekolah ketika menyerahkan diri ke polisi.
Kapolres Cianjur AKBP Aszhari kurniawan di Cianjur, Sabtu, mengatakan sudah menyebar Member Demi menangkap lima orang DPO lainnya yang sudah diketahui identitasnya. Hingga Ketika ini dari 12 orang pelaku pembacokan 7 orang diantaranya sudah ditangkap.
“Kami minta lima orang DPO segera menyerahkan diri atau tetap dikejar petugas dan kami tetap ambil tindakan tegas terukur,” katanya, dikutip Antara, Sabtu (22/6/2024).
Pihaknya juga meminta keluarga Enggak menghalang-halangi penangkapan terhadap pelaku atau menyembunyikan keberadaan pelaku karena Hukuman hukum akan diterapkan. Kepolisian meminta kepada pihak keluarga Demi kooperatif dan Enggak melindungi para pelaku.
“Jangan Tiba menghalang-halangi petugas yang hendak menangkap pelaku, apalagi Tiba menyembunyikan pelaku karena Hukuman hukum juga akan diterapkan,” tegasnya.
Sebelumnya, pihak kepolisian telah menangkap lima orang pelaku penyerangan terhadap siswa SMK di Cianjur atas nama MR (16) yang meninggal dunia akibat luka bacokan di bagian punggung dan tangannya, Jumat (14/6).
Kelima orang pelaku ditangkap di rumahnya masing-masing setelah petugas mengembangkan kasusnya. Sementara tujuh orang pelaku lainnya masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
“Kelima orang yang ditangkap berstatus pelajar SMK negeri di Cianjur, Rabu (19/6) mereka terlibat sebagai pelaku yang menyebabkan pelajar lainnya meninggal dunia dan satu orang lainnya mengalami luka berat,” katanya.
Tewasnya seorang pelajar SMK swasta di Cianjur itu, tutur dia, berawal dari postingan di media sosial, sehingga siswa dari dua sekolah berbeda berjanji Demi melakukan aksi tawuran pada malam hari. Tetapi korban dengan empat orang temannya kalah jumlah.
“Kedua pihak sepakat Demi Berjumpa dan melakukan tawuran di kawasan Desa Bunisari, Kecamatan Warungkondang hari Kamis Copot 13 Juni malam,” katanya.
Ketika pertemuan tersebut siswa dari SMKN negeri yang berjumlah 12 orang langsung menyerang siswa SMK swasta yang hanya berjumlah 4 orang dengan menggunakan berbagai senjata tajam, hingga akhirnya korban tewas dan satu orang lainnya mengalami luka berat.