DUA orang tewas dalam bencana banjir yang terjadi di Desa Nagori Bangun Raya, Kecamatan Raya Kahean, Simalungun, Sumatra Utara. Salah satu korban tewas, Opung Damanik bahkan terseret hingga sejauh lima kilometer Ketika banjir terjadi.
“Tubuh korban ditemukan berjarak Sekeliling lima kilometer ke arah hilir sungai,” ungkap Kepala Basarnas Medan Mustari, Kamis (26/12).
Opung (kakek) Damanik merupakan satu dari dua korban yang tewas dalam musibah banjir akibat luapan Sungai Bah Sombu yang terjadi pada Selasa (24/12) sore, Sekeliling pukul 18.00 WIB. Menurut Mustari, pria bernama lengkap Baden Damanik itu sebelumnya dilaporkan hilang terseret luapan air sungai.
Kakek berusia 70 tahun tersebut terseret arus Ketika luapan air Sungai Bah Sombu menyapu rumah yang ditempatinya. Ia dilaporkan hilang Berbarengan dengan Niang Saragih, 41, seorang Perempuan penghuni lain rumah tersebut.
Mustari mengatakan setelah menerima informasi itu pihaknya menerjunkan personel dari Pos SAR Parapat Demi melakukan pencarian. Mereka diterjunkan dengan dilengkapi berbagai peralatan pendukung, termasuk alat-alat mountaineering dan evakuasi.
Mustari menambahkan pihaknya juga membentuk tim SAR gabungan yang terdiri dari unsur BPBD, Polri, TNI, Penduduk setempat serta institusi-institusi terkait lain. Hingga akhirnya pada Rabu (25/12) Sekeliling pukul 12.00 WIB Opung Damanik berhasil ditemukan.
Tim SAR gabungan menemukannya sudah dalam keadaan meninggal dunia berjarak Sekeliling lima kilometer dari titik awal dilaporkan hanyut. Sekeliling Separuh jam sebelumnya, Niang Saraguh juga dapat ditemukan tim SAR gabungan berjarak Sekeliling satu kilometer dari titik awal hanyut.
Sungai Bah Sombu tercatat kerap mengalami peningkatan debit air yang signifikan Ketika musim hujan sehingga rentan menyebabkan banjir di daerah sekitarnya. Seperti yang terjadi pada November 2020, Kategori Sungai Bah Sombu meluap dan mengakibatkan banjir di beberapa Area di Simalungun.
Musibah serupa pun terjadi pada Selasa (24/12) setelah Area Sekeliling Sungai Bah Sombu didera hujan deras dengan intensitas tinggi. Selain korban tewas dan kerugian material lain, musibah itu juga melumpuhkan akses jalan penghubung Tigaras-Haranggaol. (N-2)