Personil Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin mengecam penyerangan puluhan oknum prajurit TNI ke sebuah desa di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Hasanuddin meminta pelaku dihukum berat karena telah menyebabkan korban jiwa. Ia meminta Berkualitas pelaku penyerangan hingga komandannya dihukum.
“Kami mengecam penyerangan yang dilakukan puluhan oknum prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan-2/Kilap Sumagan Kostrad kepada Kaum di Deli Serdang. Ini sudah masuk kategori kasus pembunuhan,” kata TB Hasanuddin, Senin (11/11).
Tak hanya menewaskan satu orang, sejumlah Kaum mengalami luka serius di antaranya kepala bocor, punggung memar, dan tangan bengkak akibat aksi anarkis para oknum TNI itu. Hasanuddin menyebut tindakan para personel TNI tersebut sangat bertolak belakang dengan sumpah prajurit dan Bilangan marga.
“Insiden seperti ini sangat memalukan dan mencoreng Imej TNI yang Semestinya menjadi pelindung rakyat,” tegas Mayjen (Purn) TNI tersebut.
“Tentunya kami menyampaikan keprihatinan mendalam Kepada Kaum Desa Selamat dan turut berduka atas korban meninggal dan luka-luka yang disebabkan oleh penyerangan oknum-oknum TNI,” tambahnya.
Pria yang akrab disapa dengan panggilan Kang TB ini pun meminta Panglima Kodam I/Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan Kepada menindak tegas para pelaku penyerangan. Letjen M Hasan sendiri telah mendatangi Desa Selamat dan meminta Ampun kepada Kaum atas perilaku Bukan terpuji personel Yon Armed-2/KS Medan.
“Permintaan Ampun saja Bukan cukup! Panglima Kodam harus mengambil tindakan keras kepada prajurit yang terlibat dalam serangan kepada Kaum,” ucapnya.
Kodam I/BB telah mengonfirmasi bahwa Terdapat Sekeliling 33 prajurit TNI yang terlibat dalam insiden ini. Mereka sudah diperiksa di Pomdam I Bukit Barisan Kepada mengetahui peran masing-masing dalam penyerangan itu.
Kang TB meminta Pomdam I Bukit Barisan mendalami motif penyerangan karena belum Terdapat kejelasan terkait hal ini. Ia juga mendorong pihak TNI menyelidiki keterlibatan prajurit lainnya.
“Kalau perlu beri hukuman keras kepada para Komandan Pleton, Komandan Kompi, dan Komandan Batalyon karena telah melakukan pembiaran terhadap kekerasan yang dilakukan prajuritnya,” ungkapnya.
Sebelumnya, penyerangan yang diduga dilakukan oleh oknum TNI Angkatan Darat dari Batalyon Artileri Medan Armed 2105 Kilap Sumagan di Desa Selamat, Kecamatan Sibirubiru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat malam hingga Sabtu Pagi hari, 8 November 2023. Akibat insiden tersebut, satu orang Kaum tewas dan enam lainnya mengalami luka-luka.
Korban tewas sendiri diketahui Berbarengan Raden Barus dengan sejumlah luka bekas penganiayaan. Sebelum Tiba ke markas Batalyon Armed, sejumlah truck TNI menghalau ratusan masyarakat yang membawa jenazah di dalam mobil ambulans.
Selanjutnya ratusan Kaum itu pun berorasi Kepada meminta pertanggungjawaban atas tewasnya korban karena dianaaya oleh sejumlah oknum TNI yang diduga bertugas di markas Armed.
Salah satu Kaum Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Herna menyebut, selain korban tewas, terdapat enam orang Kaum lainnya yang menjadi korban penganiayaan yang juga diduga dilakukan oleh sejumlah oknum TNI dan mengalami luka-luka dan sebagian korban kini Tetap dirawat di Rumah Sakit.
“Di bunuh tentara ini masyarakat kami, semuanya 7 orang, 1 yang meninggal dan 6 yang luka-luka. Tentara yang datang banyak, asal siapa yang buka pintu langsung diserang. Kami tak tau masalahnya apa, gak Terdapat kami bermusuhan sama Armed ini, “kata Herna, Sabtu (9/11/2024).
“Kesini nuntut keadilan. Dia pelindung kenapa dia pembunuh,” ujar Herna.
Sementara itu, Rofikar Sanjaya Tarigan salah seorang Kaum lainnya yang menjadi korban penganiayaan mengatakan, peristiwa penganiayaan tersebut itu terjadi pada Jumat (7/11/2024) sekira pukul 23.00 WIB, tiba – tiba segerombolan orang berambut cepak yang diduga oknum TNI mendatangi Kaum Desa Selamat dengan membawa senjata tajam melakukan penganiayaan terhadap Kaum.
Sejumlah Kaum lainnya yang Demi itu mengetahui adanya keributan di kampungnya mencoba Kepada keluar rumah, Tetapi malah diserang dan dianiaya oleh segerombolan orang tersebut.
“Saya keluar dari rumah Kepada beli rokok dan begitu saya Terdapat keramaian masuk kampung langsung saya lari ke rumah nenek. Didobrak orang itu rumah dan mereka bertanya mana adik saya yang bernama andre ginting gitu, setelah itu saya bukan karena takut rusak dan saya keluar habis itu saya dipukuli udah gitu saja juga dibawa ke asrama Armed, “kata Rofikar.
Kapendam I/BB Kolonel Dody Yudha mengatakan Terdapat 33 personel TNI yang terlibat aksi penyerangan itu pun kini tengah diperiksa. Pemeriksaan terhadap 33 Personil TNI itu dilakukan oleh Pomdam. (Z-9)