DPR Desak Jokowi Selidiki Kasus Ledakan Besar Smelter Morowali yang Tewaskan 13 Orang

Liputanindo.id JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyoroti soal peristiwa ledakan hebat yang telah terjadi di penampungan tambang (smelter) PT Indonesia Tsingshan Stainles Steel (ITSS) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park Sulawesi Tengah (Sulteng).

Diketahui ledakan besar itu terjadi pada Minggu (22/12/2023). Dalam kejadian itu sedikitnya 35 orang telah menjadi korban luka, sementara 13 orang meninggal dunia.

Adapun ledakan itu disebut sebagai ledakan terbesar di dalam sejarah mengenai pengoperasian smelter Punya perusahaan China di Indonesia.

Selain di Letak tersebut, sebelumnya, juga terjadi kecelakaan kerja di smelter PT GNI yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia.

Personil Komisi VII DPR RI, Mulyanto mendesak pemerintah pusat serius Demi melakukan proses penyelidikan agar menemukan penyebab awal terjadinya ledakan. 

Cek Artikel:  Polisi Cocokkan Member PPLN Kuala Lumpur yang Jadi DPO Serahkan Diri

Menurut Mulyanto, pemerintah sebagai lembaga dan institusi negara harus Mempunyai tanda bertanggung jawab karena peristiwa itu telah mengakibatkan belasan orang meninggal dunia.

“Kita perlu Mengerti apa penyebab dari ledakan smelter tersebut, apakah karena Unsur lemahnya keandalan pabrik, murni Unsur kelalaian Mahluk, atau Terdapat Asal Mula-Asal Mula lain,” kata Mulyanto dikutip Senin (25/12/2023).

Mulyanto mengaku sangat prihatin atas peristiwa ledakan yang terjadi di smelter Morowali itu dan meminta pemerintah dan pemilik perusahan Demi bertanggung jawab terkait kejadian tersebut. 

Dirinya mengatakan peristiwa ini harus menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan pihak swasta agar dapat melakukan langkah dan upaya pencegahan stategis Demi menjaga potensi terulang kembali ledakan tersebut.

Cek Artikel:  Terjunkan 1.200 Personel Terjaminkan Mengertin Baru 2024, Polisi Bakal Jaga Ketat Sejumlah Titik di Makassar

Mulyanto menegaskan, peristiwa itu harus menjadi momentum rasa kesadaran Berbarengan mengevaluasi Seluruh teknisi perihal kesepakatan kerjasama Bagus dengan perusahan domestik maupun luar negeri.

Disisi lain, Mulyanto mendesak pemerintah Demi mengaudit dan mengawasi operasional seluruh smelter di Indonesia secara ketat dan berkala sebagai langkah Demi memitigasi potensi ledakan besar yang berasal dari proyek tersebut.

Mulyanto mengatakan, udit harus dilakukan secara profesional, Rasional, akuntabel dan menyeluruh terhadap aspek keamanan dan keselamatan kerja.

Ia menegaskan, hal itu harus dilakukan, lantaran nyawa Mahluk lebih tinggi dari apapun termasuk kepentingan politik yang acapkali diduga mengabaikan hak-hak keamanan dan kesempatan kerja para buruh tambang.

“Sudah menjadi rahasia Biasa kalau sebagian besar alat kerja di smelter-smelter Punya China diimpor dari China juga. Bahkan, Tiba komponen terkecil seperti baut dan mur,” ujarnya.

Cek Artikel:  Caleg DPRD di Sulsel Bantah Lakukan Tipu Gelap Pengusaha Tambang Asal Belitung

Asal Mula, dia menambahkan, kualitas barang Etnis cadang yang dipakai Demi menunjang kegiatan operasional smelter menggunakan barang-barang bekas juga sering terjadi bahkan menjadi rahasia Biasa di ranah masyarakat.

 “Jangan-jangan barang dan Etnis cadang yang dipakai itu Enggak Kembali memenuhi syarat yang ditentukan,” tandasnya. (GIB/DID)

Mungkin Anda Menyukai