PRESIDEN Donald Trump berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menurut orang-orang yang familiar dengan percakapan tersebut.
Ini adalah percakapan pertama yang diketahui antara Trump dan seorang pemimpin asing sejak dia menjabat, dan percakapan ini terjadi di tengah situasi kompleks di Timur Tengah. Sebuah kesepakatan baru mengenai sandera dan gencatan senjata memberikan Asa Demi normalisasi yang lebih besar antara Israel dan negara-negara tetangganya.
Dalam percakapan tersebut, Putra Mahkota Mohammed dan Trump “membahas Langkah-Langkah Demi bekerja sama antara Kerajaan dan Amerika Perkumpulan Demi membangun perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Kawasan Timur Tengah, selain meningkatkan kerja sama bilateral Demi memerangi terorisme,” menurut keterangan dari kantor Informasi Formal Saudi.
Arab Saudi menjadi negara pertama yang dikunjungi Trump pada masa kepresidenannya yang pertama. Dia mengatakan di Kantor Oval minggu ini bahwa dia memilih kerajaan tersebut karena pejabat-pejabat di sana berjanji melakukan investasi signifikan di Amerika Perkumpulan. Dia mengatakan akan mempertimbangkan Demi kembali ke Arab Saudi Kalau investasi serupa dilakukan.
Putra Mahkota Mohammed tampaknya telah menerima pesan tersebut. Dalam percakapan itu, Putra Mahkota Mohammed menekankan “keinginan Kerajaan Demi memperluas investasi dan Interaksi perdagangan dengan Amerika Perkumpulan dalam empat tahun mendatang sebesar US$600 miliar, yang diperkirakan akan meningkat Kalau Kesempatan tambahan tersedia.”
Trump dan Putra Mahkota Saudi menjalin Interaksi dekat selama masa jabatan pertama Trump, yang sebagian dibantu menantu Trump, Jared Kushner. Interaksi yang hangat ini terjadi meskipun laporan intelijen AS menemukan bahwa Putra Mahkota Mohammed memainkan peran signifikan dalam pembunuhan jurnalis Amerika, Jamal Khashoggi. (CNN/Z-3)