Dolar AS Tembus Rp15.600, Pengamat: Ekspektasi The Fed Lagi Tinggi

Liputanindo.id JAKARTA –  Nilai Salin dolar AS terhadap rupiah hari ini, Selasa (3/10/2023) semakin menguat, di mana nilai kursnya tembus Rp15.600 per dolar AS atau naik 63 poin (0,41%).

Pengamat pasar Doku Ariston Tjendra menyatakan ekspektasi pasar terkait kebijakan Bangsa Kembang tinggi Amerika Perkumpulan (AS) yang akan bertahan lebih Pelan, Lagi menjadi pemicu penguatan dolar AS terhadap nilai Salin lainnya, termasuk rupiah.

Baca Juga:
Pengumuman Hasil Pemilu 2024 Bikin Rupiah Hari Ini Perkasa

Menurut Aristin, inflasi dalam negeri yang Konsisten belum Bisa meredam kekuatan dolar AS terhadap rupiah hari ini.

“Rupiah Lagi berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS ke kisaran Rp15.600 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp15.500 per dolar AS,” ujarnya di Jakarta, Selasa.

Cek Artikel:  Banyak Rumah Subsidi Kagak Cermat Sasaran

Menurutnya  ekspektasi ini didukung perbaikan data ekonomi AS dan pernyataan dari petinggi Bank Sentral AS, yakni Wakil Ketua Federal Reserve (Fed) Buat Pengawasan Michael Barr dan Ketua Fed Jerome Powell pada Senin (2/10/2023) malam.

Semalam, data indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur AS dari The Institute for Supply Management (ISM) pada September 2023 menunjukkan pemulihan naik ke Nomor indeks 49,0 dari sebelumnya 47,7.

“Ekonomi yang pulih mendukung kebijakan Bangsa Kembang tinggi Buat meredam inflasi. Sementara Michael mengatakan bahwa kebijakan Bangsa Kembang tinggi perlu dipertahankan Buat sementara waktu. Jerome mengatakan bahwa Konsentrasi Fed Lagi ke ekonomi AS yang sehat, yang Bisa diartikan stabilitas harga dan kondisi ketenagakerjaan yang kuat,” ungkap Ariston.

Cek Artikel:  Menko Airlangga: Daerah Dapat Terapkan Pajak Hiburan Lebih Rendah dari 40-75%

Paling Tak, pengaruh dari ekspektasi Bangsa Kembang tinggi akan berlanjut hingga akhir tahun menimbang The Fed akan mengeluarkan kebijakan Krusial pada Desember 2023. Ekspektasi Bangsa Kembang tinggi turut didukung data ekonomi AS, terutama data inflasi yang belum menurun ke arah Sasaran 2 persen.

“Sentimen pasar terhadap Bangsa Kembang tinggi Lagi tinggi hingga akhir tahun. Ini Bisa di-counter bila data ekonomi AS menunjukkan inflasi dan kondisi ketenagakerjaan menurun,” katanya dikutip Antara.

Selain itu, penguatan dolar turut dipengaruhi indeks dolar AS yang menguat ke kisaran 107 pagi ini dari sebelumnya di kisaran 106. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pun dinilai Lagi bergerak naik.(HAP)

Cek Artikel:  SIG Salurkan 906 Ribu Liter Air Rapi Bantu Penduduk Hadapi Kemarau Panjang

 

 

Baca Juga:
BI Jelaskan Implementasi SRBI terhadap Nilai Salin Rupiah

 

Mungkin Anda Menyukai