Dolar AS Menguat Seiring Pandangan Bangsa Kembang The Fed

Ilustrasi dolar AS. Foto: Unplash

New York: Dolar AS naik tipis pada hari Selasa dalam perdagangan hari libur karena ekspektasi penurunan Bangsa Kembang yang lebih Lamban dari Federal Reserve AS dibandingkan dengan bank-bank sentral Dunia lainnya Maju memimpin arah pasar.

 

Melansir Channel News Asia, Rabu, 25 Desember 2024, Greenback telah melonjak lebih dari 7 persen sejak akhir September, sebagian didukung oleh meningkatnya ekspektasi bahwa ekonomi AS akan mengalami percepatan pertumbuhan di Dasar kebijakan Presiden terpilih Donald Trump.

 

Sementara itu, inflasi yang tinggi telah mengurangi ekspektasi tentang seberapa agresifnya the Fed dalam menurunkan Bangsa Kembang.

 

Ekspektasi Buat AS tersebut berbeda dengan perkiraan pertumbuhan dan pandangan Bangsa Kembang Buat ekonomi Dunia dan bank sentral lainnya, yang telah menyebabkan melebarnya perbedaan Bangsa Kembang.
 

Cek Artikel:  Pertahankan Spesies Merekah 5,75%, Berikut Poin Krusial Hasil Rapat Dewan Gubernur BI


Ilustrasi dolar AS. Foto: MI/Rommy P

 

Poyeksi Bangsa Kembang The Fed

 

The Fed minggu Lampau memproyeksikan jalur penurunan Bangsa Kembang yang lebih terukur daripada yang telah diantisipasi pasar, memberikan dorongan lain terhadap imbal hasil Treasury AS, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun mencapai level tertinggi 7 bulan di 4,629 persen pada hari Selasa.

 

“Pasar-pasar mendapatkan sedikit bonus Natal dengan adanya pemilu dan mereka mengharapkan hal-hal yang positif,” kata Joseph Trevisani, analis senior di FX Street di New York.

 

“Tentu saja hal ini berlaku Buat dolar karena kita telah Menyaksikan penurunan ekspektasi Buat penurunan Bangsa Kembang lebih lanjut, dan seperti yang kita Seluruh Mengerti, Elemen yang paling Krusial Buat pasar mata Fulus adalah struktur Bangsa Kembang di antara bank-bank sentral,” Terang dia.

Cek Artikel:  Selain Tingkatkan Mutu SDM, Makan Bergizi Gratis Juga Bisa Dorong UMKM

 

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata Fulus, naik 0,14 persen menjadi 108,24, dengan euro turun 0,15 persen pada USD1,0389. Indeks ini berada di jalur kenaikan kelima dalam enam sesi terakhir.

 

Volume perdagangan kemungkinan akan tipis sepanjang minggu depan karena tahun ini Dekat berakhir, dengan kalender ekonomi yang sangat ringan, dan analis memperkirakan Bangsa Kembang akan menjadi pendorong Primer pasar valuta asing hingga laporan ketenagakerjaan AS pada 10 Januari.

Mungkin Anda Menyukai