Dolar AS Konsisten Menguat, Rupiah Lagi Terjatuh

Ilustrasi dolar AS. Foto: MI/Eksism Dwi

Jakarta: Safiri tukar rupiah (kurs rupiah) masih terus melemah terhadap dolar Amerika Perkumpulan (AS) hingga penutupan perdagangan sore ini.

 

Mengacu Bloomberg, Kamis, 10 Oktober 2024 rupiah melemah 48 poin atau 0,31 persen menjadi Rp15.678 per USD.

 

Sementara berdasarkan data Yahoo Finance rupiah melemah 45 poin atau 0,29 persen menjadi Rp15.660 per USD.

 

Dolar stabil karena data CPI membayangi

Melansir Investing.com, sebagian besar mata uang Asia sedikit menguat pada Kamis, memulihkan beberapa penurunan baru-baru ini. Tetapi dolar tetap stabil di dekat puncak tujuh minggu menjelang data inflasi konsumen.

 

Mata uang regional mengalami pelemahan selama seminggu terakhir di tengah keraguan yang meningkat atas laju penurunan suku bunga Federal Reserve di masa depan.
 

Cek Artikel:  Jaga Aspek Keberlanjutan Lingkungan Event MotoGP Mandalika, BRI Acuh Berhasil Kelola 22 Ton Sampah


Ilustrasi dolar AS. Foto: MI/Angga Y

 

Tren ini sedikit diimbangi oleh risalah pertemuan Fed pada September yang menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan mendukung penuh pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin yang dilakukan oleh bank sentral. Tetapi mereka juga tetap tidak berkomitmen atas laju pelonggaran di masa depan.

 

Beberapa sentimen yang membaik terhadap RRT juga mendorong mata uang Asia, karena Beijing mengisyaratkan rencana untuk mulai meluncurkan langkah-langkah stimulus fiskal.

 

Dolar stabil dengan adanya data CPI yang akan dirilis

Indeks dolar dan indeks dolar berjangka turun sedikit di perdagangan Asia, namun tetap mendekati level tertinggi tujuh minggu yang dicapai di awal minggu ini.

Cek Artikel:  Pemerintah Buka Akses Pendidikan Berkualitas, Inggris Fasilitasi Pelajar RI

 

Pusat perhatian tertuju pada data inflasi indeks harga konsumen yang akan dirilis hari ini, yang kemungkinan besar akan menjadi faktor dalam rencana suku bunga the Fed.

 

Data ini diperkirakan akan menunjukkan inflasi CPI utama sedikit menurun, sementara CPI inti tetap bertahan.

 

Data gaji yang kuat yang dirilis minggu lalu membuat para pedagang menghapus taruhan bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps lagi di November.

 

Para pedagang terlihat memperkirakan peluang 79,5 persen untuk pemotongan 25 bps di bulan November, dan 20,5 persen peluang untuk penahanan, CME Fedwatch menunjukkan.

 

Mungkin Anda Menyukai