Liputanindo.id JAKARTA – Nilai Salin (kurs) dolar AS terhadap rupiah Lanjut menguat pada hari ini, Jumat (13/10/2023) di mana transaksi antarbank tembus ke Rp15.728 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.700 per dolar AS.
Menurut data Bloomberg pagi ini dolar AS bertengger di level Rp 15.724. Bilangan itu naik 24 poin atau bertambah 0,16%.
Baca Juga:
Modal Asing Hengkang dari RI Lelah Rp13,61 Triliun di Awal Maret 2024
Sementara data Reuters, dolar AS Lagi berada di posisi Rp 15.685, naik 16 poin atau bertambah 0,1%.
Secara bulanan dolar AS Lagi menguat 2,4%. Apabila dilihat dari awal tahun dolar AS juga kini menguat 0,96%.
Pengamat pasar Doku Ariston Tjendra mengatakan rupiah pada Jumat, berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Perkumpulan (AS) setelah data indeks konsumen AS bulan September 2023 menunjukkan inflasi yang belum turun.
Pada hari ini, diperkirakan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp15.730 per dolar AS dengan potensi support Sekeliling Rp15.650 per dolar AS.
“Data menunjukkan kenaikan inflasi 3,7 persen sama seperti bulan sebelumnya,” kata Ariston.
Selain itu, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang dirilis semalam turut menunjukkan kondisi ketenagakerjaan yang Lagi solid. Bilangan klaim Lagi berkisar 209 ribu seperti pekan Lewat.
Hasil ini dinilai mengukuhkan ekspektasi pasar bahwa Spesies Tumbuh tinggi akan bertahan Kepada jangka waktu yang lebih lelet.
“Indeks dolar AS kembali menguat di atas 106 setelah sebelumnya bergerak di kisaran 105. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pun terlihat bergerak naik,” ucap Ariston dikutip Antara.
Data lain yang mempengaruhi rupiah terhadap dolar AS ialah data inflasi China yang baru saja dirilis pagi ini. Tercatat, Bilangan Producer Price Index (PPI) year on year (yoy) -2,5 persen dengan ekspektasi -2,4 persen, Lewat Consumer Price Index (CPI) yoy 0,0 persen dengan ekspektasi 0,2 persen, serta CPI month to month sebesar 0,2 persen dengan ekspektasi 0,3 persen.
“Data menunjukkan inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya yang Pandai diartikan Eksis penurunan aktivitas ekonomi di China. Ini mungkin juga memberikan tekanan Kepada rupiah, di mana China adalah partner dagang besar Kepada Indonesia,” ungkapnya. (HAP)
Baca Juga:
Cadangan Devisa RI di Desember 2023 Naik Menjadi 146,4 Miliar Dolar AS