Dok, Mata Anak Saya kok Juling

Dok, Mata Anak Saya kok Juling?
Ilustrasi(kemkes.go.id)

DOKTER Spesialis Mata dr. Yuri Dwi Mayasari menjelaskan mata juling (strambismus) pada anak bisa terjadi karena bawaan namun juga terjadi karena saraf otot mata yang sedang dalam masa berkembang.

Penyebab juling bisa terjadi berbeda pada orang dewasa dan anak. Pada kelompok anak mata juling terjadi karena berkaitan dengan tumbuh atau prematuritas biasanya meningkatkan risiko anak mengalami mata juling. Unsur risiko kedua yakni gangguan refeksi yang sering dikenal masalah kacamata.

“Masalah kacamata yang dimaksud yakni adanya rabun dekat risikonya lebih besar anak bisa menjadi juling karena rabun dekat membuat akomodasi anak berlebihan yang mengharuskan otot pada anak kerja keras sehingga menjadi juling, termasuk refleksi mata silinder,” kata dr Yuri, beberapa waktu lalu.

Baca juga : Bye Bye Laptop, Terlalu Panjang Ngetik Picu Gangguan Saraf Tepi?

Cek Artikel:  Lupus si Penyakit Seribu Paras, Diderita oleh Selena Gomez dan Isyana Sarasvati

Kemudian kondisi kelainan di saraf. Yuri menjelaskan saraf mengontrol mata untuk menggerakkan otot mata. Apabila terjadi kelainan pada saraf tersebut maka pergerakan bola matanya juga tidak baik.

Pengaruh yang terjadi pada mata juling adalah jika terjadi kasus juling sejak lahir atau usia 2 bulan sampai usia dewasa otak akan membentuk rambut-rabut saraf yang nantinya berfungsi untuk membaca gambar yang ditangkap oleh mata.

Yuri menjelaskan mata memiliki fungsi seperti kamera yakni menangkap gambar kemudian akan dibaca atau di interpretasikan oleh otak. Jadi ketika mata lurus mata adalah mata yang dominan bisa menangkap gambar sedangkan mata yang lain yang serong keluar, maka yang dipilih adalah gambaran dari mata yang lurus mata atau dominan.

Cek Artikel:  Hipapi Holiversary Bilangant Budaya Nusantara

Baca juga : Pusat Neuromuskular untuk Diagnosa Gangguan Saraf dan Otot

Skrining mata anak bisa dilakukan sejak bayi, apalagi jika ada riwayat keluarga yang memiliki mata juling maka segera dilakukan skrining. Kemudian bisa dicek ulang pada usia 1 tahun. Pada dasarnya kondisi mata juling pada anak terjadi di bawah usia 4 bulan.

Di usia 0-4 bulan memang gerak kontrol bola mata yang belum baik karena masa perkembangan, maka bila terjadi juling dan setelah usia 4 bulan tidak terjadi lagi maka bisa dikatakan wajar. Tetapi jika di atas usia 4 bulan masih mengalami juling seharusnya normalnya itu sudah baik.

“Anak memiliki periode kritis pertumbuhan bola mata, maka ketika bola mata tidak sejajar dan terganggu bisa mengakibatkan perkembangannya juga terganggu, akibatnya mengalami mata yang tidak lurus,” ujar dia.

Cek Artikel:  Fridgescaping Tren Dekorasi Kulkas yang Memicu Konflik Rumah Tangga

Baca juga : Mata Juling Rupanya Dapat Disembuhkan

Selanjutnya faktor risiko pada orang dewasa umumnya ketika tidak memiliki riwayat juling namun tiba-tiba terjadi maka bisa dikarenakan masalah pembuluh darah atau kardiovaskular seperti masalah diabetes, darah tinggi, dan jantung yang sering kali menyebabkan aliran darah ke saraf terganggu.

“Kemudian bisa juga karena masalah trauma itu sering kali pasien alami benturan, terjadi cedera pada otot/saraf mata. Atau kelainan di otak seperti peradangan, infeksi, atau tumor,” ungkapnya.

Juling yang terkadang muncul dan terkadang tidak maka disebut juling laten, biasanya akan muncul dilakukan test dan pemeriksaan sehingga semua kelompok umur bisa terkena penyakit mata juling. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai