DLH Kaji Penyebab Banjir Bandang yang Merendam Kota Sukabumi

DLH Kaji Penyebab Banjir Bandang yang Merendam Kota Sukabumi
Petugas BPBD Kota Sukabumi menyedot air dari salah satu rumah Ketika terjadi banjir bandang pada 5 November 2024.(MI/Benny Bastiandi)

PENYEBAB banjir bandang yang terjadi Dekat di seluruh Area di Kota Sukabumi, Jawa Barat, Sekeliling dua pekan Lewat menjadi perhatian Sekalian elemen perangkat daerah. Karena, biasanya banjir hanya berupa genangan yang dalam waktu hitungan jam kembali surut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Asep Irawan, mengaku heran Pandai terjadi banjir yang sedemikian dahsyat. Terlebih, banjir melanda Dekat Sekalian Area di daerah itu.

“Kalau Menyaksikan kontur daerah, Kota Sukabumi itu Ciri wilayahnya miring, bukan cekungan. Kalaupun Terdapat banjir, sifatnya hanya genangan. Sejam atau dua jam juga kembali surut. Kalau kejadian pada 5 November 2024, banjirnya sangat dahsyat,” kata Asep kepada wartawan seusai Konsultasi Publik Tahap 2 Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kota Sukabumi tahun 2025-2029.

Cek Artikel:  OSC 2024 Sediakan Beasiswa di 24 Perguruan Tinggi

Asep menduga, banjir bandang kala itu dipicu debit air dari arah hulu. Volume air yang sangat besar dari arah hulu kemungkinan tak kuat ditampung Kategori sungai ataupun selokan. 

“Kondisi saluran air tak berbanding lurus dengan debit air yang sangat besar. Akibatnya air meluap hingga mengakibatkan banjir bandang,” tuturnya.

Dia menilai, kondisi saluran-saluran air di Kota Sukabumi banyak mengalami perubahan signifikan. Kondisi itu Pandai jadi dipicu pertumbuhan penduduk. 

“Saluran-saluran air mengalami penyempitan. Bahkan diketahui tak sedikit terdapat bangunan di atas saluran air. Ini harus kita benahi dari sekarang agar tak terulang kejadian serupa di kemudian hari,” Jernih Asep. 

Cek Artikel:  Kantor Pemerintah di Kota Bandung Wajib Bebas dari Sampah Makanan

Belum Tengah ditambah kebiasaan membuang sampah sembarangan, terutama ke Kategori sungai. Banyak ditemukan kasur bekas, kursi bekas, dan barang-barang lain yang terbawa banjir bandang. 

Masalah lain yang jadi pemicu penyebab banjir adalah terjadinya alih fungsi lahan produktif menjadi perumahan. Kondisi itu terjadi daerah-daerah tangkapan air menjadi berkurang. 

“Persoalan tata kelola air akan kita rumuskan Berbarengan agar di bagian hulu Enggak terlalu digunakan Demi kegiatan tata guna lahan. Sehingga, air lebih banyak diserap tanah dan dialirkan ke selokan-selokan,” terang Asep.

Upaya yang dilakukan DLH menanggulangi bencana dilakukan kepada tindakan preventif. DLH Lanjut memberikan kampanye atau penyuluhan kepada masyarakat Demi menjaga kondisi lingkungan.

Cek Artikel:  UPI Bandung Raih Penghargaan di Anugerah Media Humas Kominfo

“Kita juga melalukan upaya pembersihan sampah di Kategori-Kategori sungai Demi mengantisipasi terjadinya sedimentasi dan penyumbatan,” pungkasnya. (BB/J-3)

Mungkin Anda Menyukai