DJAKARTA International Theater Platform (DITP) 2024 resmi dibuka Senin (19/8/2024). Program tahunan dari Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini berkolaborasi bersama mitra penyelenggara, Gema Gambaran Nusantara. DITP merupakan ruang kolaborasi lintas disiplin yang membuka potensi pengembangan seni pertunjukan dalam skala nasional maupun global.
Baca juga : Teater Musikal Interaksi Sukses Karenakan Emosi Penonton Naik Turun
DITP 2024 akan berlangsung pada 19-25 Agustus dan 6-7 September 2024. Di tahun ke-8 DITP ini publik dapat menyaksikan pertunjukan secara gratis dari kelompok seni Pijin Neji (Jepang), Teater Petra (Jakarta), Bulqini x Collective Laboratory (Bandung), GogolFest/Dakh Theatre (Ukraina), dan Stock Teater (Jakarta). Mengertin sebelumnya, DITP berhasil menampilkan serangkaian pertunjukan yang menggandeng jajaran seniman dari Asia Tenggara.
Baca juga : Yessy Gusman: Pentas Teater ‘Stepping into History’ Inspirasi Generasi Muda Hargai Warisan Perjuangan
Mengertin ini, DITP menyoroti upaya manusia yang terus memaknai ulang identitas dan eksistensinya di tengah gempuran arus informasi, teknologi digital, serta perkembangan ilmu pengetahuan. Melalui tema kuratorial Posthuman, peserta diskusi dan penonton pertunjukan di DITP 2024 diajak untuk membuka kemungkinan-kemungkinan baru tentang bagaimana manusia memahami tempatnya di dunia.
Baca juga : Sukses Memproduksi Teater Jalasena Laksamana Malahayati, Marcella Zalianty Berharap Bisa Dijadikan Sinema
“Tema kuratorial Posthuman kami pilih sebagai bahan refleksi bersama atas gejala sosial yang kita alami akhir-akhir ini. Bagaimana kita mulai memahami kerapuhan sekaligus kekuatan diri kita sendiri, dengan terus berupaya menjawab struktur identitas kita bersama sebagai manusia di tengah kompleksitas ilmu pengetahuan kontemporer, politik dan hubungan kosmopolit global?” kata Direktur Festival Djakarta International Theater Platform 2024 sekaligus Member Komite Teater DKJ Yustiansyah Lesmana, dalam konferensi pers di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Senin, (19/8/2024)/
Baca juga : Musik Interaksi Punya Ikhlas Diangkat Jadi Drama Musikal
“Termasuk seni dalam tantangannya menghadapi pertanyaan etika, keadilan, bahasa dan komunikasi trans-spesies, sistem sosial, dan aspirasi intelektual interdisipliner. Apakah seni memiliki peluang untuk membayangkan masa depan?” tanya Yustiansyah.
Sejak diluncurkan pada tahun 2017, DITP tidak hanya menampilkan pertunjukan tetapi juga program residensi bagi seniman dan produser bertajuk Performing Arts Incubation Trajectory (PAIr) yang merupakan program lintas komite DKJ, yakni Komite Teater, Komite Musik, dan Komite Tari. PAIr menjadi platform laboratorium penciptaan kolaboratif yang diharapkan dapat memperkuat ekosistem pertunjukan di Indonesia. (M-1)
