Liputanindo.id SURABAYA –Bukan dapat dipungkiri lagi bahwa kebutuhan internet di Indonesia terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan penetrasi digital.
Pada tahun 2023 tingkat penetrasi internet mencapai sekitar 78,19% , dengan lebih dari 215 juta penduduk yang terhubung ke internet.
Tingginya penggunaan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok serta E-commerce juga menjadi pengaruh signifikan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia. Belum lagi pertumbuhan pesat sektor e-commerce dan layanan online lainnya.
Bingungkatan kebutuhan untuk pendidikan jarak jauh dan pekerjaan dari rumah (WFH) selama dan setelah pandemi COVID-19 juga menjadi faktor meningkatnya kebutuhan internet di Indonesia
Meningkatnya kebutuhan internet tersebut mendorong provider internet di Indonesia berlomba lomba untuk meningkatkan kualitas dan layanan mereka.
Di tengah-tengah persaingan provider lokal untuk meningkatkan kualitas dan layanan mereka, Terdapat isu starlink yang dapat menjadi tantangan bagi para provider lokal di Indonesia
Starlink merupakan sebuah proyek dari SpaceX, perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk, yang bertujuan untuk menyediakan layanan internet broadband berkecepatan tinggi ke seluruh dunia melalui jaringan satelit.
Proyek ini melibatkan peluncuran ribuan satelit kecil ke orbit rendah Bumi yang berkomunikasi dengan stasiun di darat dan dengan pengguna secara langsung melalui antena penerima khusus. Tujuannya adalah untuk memberikan akses internet di daerah-daerah terpencil atau kurang terlayani yang sebelumnya sulit dijangkau oleh infrastruktur internet tradisional.
Lantas apa dampaknya jika Starlink masuk ke Indonesia?
Berbicara dampak, akan ada potensi dampak positif dan negatif jika Starlink masuk ke Indonesia. Secara positif, masuknya Starlink dapat meningkatkan akses di wilayah terpencil yang sulit dijangkau oleh infrastruktur konvensional. Selain itu, masuknya Starlink juga dapat mendorong peningkatan kualitas layanan dan penurunan harga oleh provider lokal sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati layanan internet dengan mudah dan murah.
Masuknya Starlink juga diprediksi dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi digital termasuk e-commerce dan layanan online. Pemerintah juga dapat mengadopsi teknologi terbaru dari Starlink jika nantinya masuk ke Indonesia.
Tetapi demikian, ada kekhawatiran dari berbagai kalangan khususnya para provider lokal jika Starlink nantinya masuk ke Indonesia karna dapat berpotensi mengancam keberadaan provider-provider kecil lokal yang ada. Selain karena kesulitan bersaing dengan teknologi dan jangkauannya, Provider lokal juga harus melakukan investasi besar-besaran dalam hal infrastruktur jika ingin tetap kompetitif.
Ini menjadi salah satu tantangan bagi provider lokal yang pada tahun 2023 kemarin jumlah nya mencapai 894 penyedia layanan internet (yang terdaftar sebagai anggota Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia /APJII)
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Taatdi merespon kemungkinan masuknya Starlink di Indonesia.
“Starlink dapat beroperasi di Indonesia asalkan mematuhi semua regulasi yang berlaku, termasuk membayar biaya hak penggunaan frekuensi”, ujar Menkominfo.
“Pemerintah juga mengapresiasi kolaborasi Starlink dengan perusahaan lokal untuk meningkatkan akses internet di wilayah yang sulit dijangkau, seperti Indonesia Timur”, kata beliau dalam wawancara yang dilansir dari republika.co.id
Jadi menarik untuk kita tunggu apakah Starlink dapat mendorong provider lokal tumbuh dan bersaing atau malah membuat provider lokal menjadi pusing tujuh keliling? (*)
Penulis: Kanda Diendtara Karya (bankir salah satu BUMD Jawa Timur)
Baca Juga:
Luhut: Presiden dan Elon Musk akan Formalkan Layanan Starlink di Bali
Maksudkel penulis tidak mewakili pandangan dari caritau.com.
Baca Juga:
Menkominfo Bahas Percepatan Filing Satelit CAKRA-1 dengan ITU