Disuruh Jokowi, Indonesia Percepat Aksesi CP-TPP

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Jakarta: Pemerintah mendorong percepatan aksesi Indonesia sebagai anggota dari Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP). Itu menyusul arahan dari Presiden Joko Widodo yang secara resmi juga meminta Selandia Baru sebagai Depository Country CP-TPP untuk mempercepat proses tersebut.

“Hari ini sudah diskusi dengan dubes dari negara-negara terkait. Surat Indonesia dilayangkan dan satu hari kemudian menteri perdagangan Selandia Baru langsung merespons, itu karena prosesnya sudah lama dan kami sudah melakukan juga penyampaian niat Indonesia untuk aksesi dalam forum Nikkei di Jepang kemarin dan mendapatkan respons yang baik,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di kantornya, Rabu, 25 September 2024.

Keinginan Indonesia untuk masuk dalam CP-TPP, kata Airlangga, berdasarkan pada penguatan kerja sama ekonomi dengan negara-negara anggota, sekaligus mendorong peningkatan kinerja ekspor nasional. Karena, diperkirakan kinerja ekspor Indonesia akan naik 10 persen setelah bergabung dengan CP-TPP.

Cek Artikel:  Dilirik Dubes Italia, PNM Imbau Petani Kopi Tingkatkan Kualitas Ekspor


(Ilustrasi aktivitas pedagangan internasional menggunakan jalur laut. Foto: Pexels)

Bergabungnya Indonesia dalam CP-TPP juga akan membuka pasar perdagangan baru, utamanya di Amerika Latin dan Kanada. Dengan demikian, pasar perdagangan Indonesia di Benua Amerika akan bertambah besar. Sekarang ini, misalnya, Indonesia tak bisa secara optimal melakukan ekspor ke Meksiko lantaran adanya penerapan kuota.

“Kita ekspor ke Meksiko itu kena yang namanya trade in quota. Jadi bukan soal kompetitif, tapi kita dikasih kuota untuk ekspor. Kita berharap yang seperti ini akan hilang. Sekarang juga untuk tekstil dan garmen, apparel, di mana kita sangat membutuhkan untuk penciptaan lapangan kerja,” kata Airlangga.

“Kita (sekarang) di semua negara kena bea masuk 20-40 persen, jadi kalau ini lebih rendah, seperti Vietnam, itu ekspor bisa meningkat lebih besar, dan ini sektor yang sangat diperlukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan,” tambah dia.
 

Cek Artikel:  Deenar Surveii Investasi Berbasis Syariah di Indonesia

 

Persiapkan diri di tengah gejolak ekonomi global

Indonesia, lanjut Airlangga, turut menilai saat ini merupakan momen yang tepat untuk bergabung dalam CP-TPP. Pasalnya, perekonomian dunia tengah dalam tren pelambatan. Diharapkan proses bergabungnya Indonesia dalam CP-TPP tak memakan waktu lama.

Dengan begitu, ketika ekonomi dunia mulai kembali pulih, Indonesia telah masuk sebagai anggota CP-TPP dan memetik buah manis keanggotaan tersebut.

“Kita melihat dalam situasi perdagangan dunia dan pertumbuhan ekonomi yang rendah pascacovid, kita membahas perjanjian, sehingga pada saat dunia recover dua-tiga tahun lagi, kuenya sudah membesar, kita sudah ada di dalam. Ini yang membuat market kita terbuka secara luas,” jelas Airlangga.

Cek Artikel:  Menggali Dinamika Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Apa Elemen Pendorong dan Penghambat

CP-TPP juga dikenal sebagai TPP-11 lantaran beranggotakan 11 negara, sebuah perjanjian perdagangan antara Australia, Brunei, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.

Perjanjian ini merupakan perkembangan dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang tidak pernah diratifikasi karena penarikan diri Amerika Perkumpulan. Sebelas anggota tersebut memiliki ekonomi yang mewakili 13,4 persen dari produk domestik bruto global atau sekitar USD13,5 triliun.

Mungkin Anda Menyukai