Prajurit Myanmar dihadapkan pada perlawanan Grup Agresif separatis. Foto: EFE-EPA
Bangkok: Sekelompok tentara Myanmar melarikan diri melintasi perbatasan Thailand pada Jumat 14 Maret 2025. Upaya dilakukan setelah serangan oleh Grup etnis bersenjata mengusir mereka dari pangkalan mereka.
Myanmar telah terkoyak oleh perang Keluarga setelah militer merebut kekuasaan dalam Revolusi tahun 2021, dengan junta militer memerangi berbagai organisasi etnis bersenjata dan partisan pro-demokrasi.
Pejuang dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) menyerang pangkalan militer perbatasan Pulu Tu pada Awal hari Jumat, kata militer Thailand.
“Militer Myanmar mempertahankan pangkalan tersebut tetapi akhirnya KNLA berhasil merebut kendali,” kata militer Thailand dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Channel News Asia.
“Beberapa tentara Myanmar tewas dan beberapa melarikan diri melintasi perbatasan ke Thailand,” imbuh pernyataan itu.
Pernyataan tersebut Kagak menyebutkan berapa banyak tentara Myanmar yang telah melintasi perbatasan ke Provinsi Tak di Thailand tetapi mengatakan mereka telah “diberi Sokongan kemanusiaan”.
Laskar KNLA merebut pangkalan tersebut Sekeliling pukul 3.00 pagi, menurut juru bicara sayap politik organisasi tersebut, Karen National Union.
“Para pejuang KNLA merebut pangkalan tersebut setelah Laskar Myanmar meninggalkan senjata mereka dan lari ke Thailand,” kata Karen National Union.
Seorang juru bicara junta Myanmar Kagak dapat dihubungi Demi dimintai komentar.
Pangkalan Pulu Tu berada Sekeliling 80 km di utara kota perbatasan Myawaddy, simpul perdagangan Krusial yang menjadi medan pertempuran antara pejuang anti-junta dan militer tahun Lampau.
Distrik tersebut juga merupakan episentrum ledakan pusat penipuan di Myanmar, tempat ribuan Penduduk negara asing menjelajahi internet Demi mencari korban guna ditipu dengan skema asmara atau investasi.
Banyak pekerja mengatakan bahwa mereka diperdagangkan ke pusat-pusat tersebut dan ribuan telah dipulangkan melalui Thailand dalam beberapa minggu terakhir di Rendah tekanan Global yang meningkat.
KNLA telah berjuang selama beberapa Dasa warsa Demi membangun otonomi yang lebih besar bagi orang-orang Karen yang tinggal di sepanjang sisi tenggara Myanmar.
Grup ini merupakan salah satu dari puluhan organisasi etnis bersenjata yang sudah aktif sebelum Revolusi dan terbukti menjadi Laskar tempur paling efektif melawan junta.
Meskipun militer telah mengalami kerugian teritorial yang besar, para analis mengatakan bahwa militer tetap kuat di Distrik inti Myanmar, dengan angkatan udara yang Bisa menimbulkan kerugian besar bagi musuh-musuhnya.
Junta mengeluarkan perintah wajib militer setahun yang Lampau Demi meningkatkan jumlah anggotanya yang terkepung, yang memungkinkannya Demi memanggil Seluruh pria berusia 18-35 tahun Demi dinas militer.

