Dirut Pertamina: Produksi Migas Pertamina Naik Kurang Lebih 7%

Liputanindo.id JAKARTA – Direktur Penting PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan produksi minyak dan gas bumi (migas) Pertamina mengalami kenaikan sekitar 7% dalam satu dekade terakhir.

“Produksi migas Pertamina itu ada kenaikan sekitar 6%–7%,” kata Nicke saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII, di Senayan Jakarta, Selasa (28/5/2024).

Menurut Nicke, peningkatan produksi migas terjadi meskipun produksi migas secara nasional mengalami penurunan sekitar 2%. Hasil produksi tersebut diperoleh dari blok-blok yang dikelola oleh Pertamina.

Sebut saja blok Rokan, Masela, East Natuna, Kembang, Peri Mahakam, Tambahan P1 West Qurna, dan extension MLN Algeria.

“Produksi kami untuk minyak sebesar 69% dari kontribusinya (untuk nasional),” kata Nicke.

Cek Artikel:  IMEI Iphone 16 dari Luar Negeri yang Diperdagangkan di Indonesia bakal Dinonaktifkan

Turut hadir dalam RDP, Direktur Penting PT Pertamina Hulu Kekuatan (PHE) Chalid Said Salim.

Chalid menjelaskan bahwa peningkatan produksi Pertamina telah terlihat periode 2014–2023.

Chalid menampilkan data pertumbuhan produksi migas Pertamina, dari semula 549 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD) pada 2014, menjadi 1,044 juta BOEPD pada 2023. Terjadi peningkatan produksi dengan rata-rata 7% per tahunnya.

Menyaksikan potensi produksi yang dimiliki oleh Pertamina, Chalid mengatakan bahwa pada 2024, Pertamina menargetkan lifting migas sebesar 742 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), dan naik sebesar 18 ribu BOEPD pada 2025 yakni sebesar 760 ribu BOEPD.

“(Sasaran) ini domestik, ya,” katanya.

Cek Artikel:  Akun Rekening Saldo Rp0 di Bank Permata Bakal Ditutup?

Guna mewujudkan target, Chalid memaparkan tiga strategi yang akan ditempuh oleh Pertamina, yakni menjaga integritas dan keandalan fasilitas produksi dan sumuran disertai optimisasi produksi, meningkatkan kegiatan pengeboran, kerja ulang, dan well-intervention, serta percepatan resources to reserves.

Chalid seperti dirilis Antara juga menjelaskan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh Pertamina, yakni pembebasan lahan, perizinan lingkungan, serta peningkatan kapasitas nasional. (BON)

Mungkin Anda Menyukai