Dirikui Eksis Masalah Keuangan, CEO Tupperware Brands Ajukan Perlindungan Kebangkrutan

Liputanindo.id – Perusahaan peralatan rumah tangga ternama, Tupperware Brands dan beberapa anak perusahaannya mengajukan perlindungan kebangkrutan. Perusahaan mengakui dalam beberapa tahun terakhir mengalami masalah keuangan.

CEO Tupperware Brands, Laurie Goldman, mengatakan bahwa masalah keuangan itu terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Langkah untuk mengajukan kebangkrutan ini pun dipilih sebagai jalan terbaik di masa depan.

“Sebagai hasilnya, kami mengeksplorasi berbagai opsi strategis dan memutuskan bahwa ini adalah jalan terbaik ke depan. Proses ini dimaksudkan untuk memberi kami fleksibilitas penting saat kami mengejar alternatif strategis untuk mendukung transformasi kami menjadi perusahaan yang mengutamakan teknologi digital dan berposisi lebih baik untuk melayani para pemangku kepentingan kami,” kata Laurie, dikutip CNA, Rabu (18/9/2024).

Cek Artikel:  Pasien Rumah Lara di Libanon Timur Terluka Akibat Serangan Israel

Dalam laporan Bloomberg News sebelumnya, Tupperware berencana untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan setelah melanggar ketentuan utangnya dan meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan.

Berdasarkan pengajuan kebangkrutan di Pengadilan Kepailitan AS di distrik Delaware, Tupperware mencatatkan estimasi aset sebesar 500 juta dolar AS hingga 1 miliar dolar AS (Rp7,6 triliun – Rp15 triliun) dan estimasi liabilitas sebesar 1 miliar dolar AS hingga 10 miliar dolar AS (Rp15 triliun – Rp153 triliun).

Sementara pengajuan itu juga menunjukkan jumlah kreditor antara 50.001 dan 100.000.

Tupperware telah berusaha membalikkan keadaan bisnisnya selama sekitar empat tahun setelah melaporkan penurunan penjualan selama enam kuartal berturut-turut sejak kuartal ketiga tahun 2021. Penurunan penjualan itu disebabkan karena inflasi yang tinggi yang terus menghambat basis konsumen berpenghasilan rendah dan menengahnya.

Cek Artikel:  Hamas Sebut Netanyahu Ajukan Syarat Tambahan Gencatan Senjata, Berusaha Sabotase Penyambung di Qatar

Pada tahun 2023, perusahaan tersebut menyelesaikan perjanjian dengan pemberi pinjamannya untuk merestrukturisasi kewajiban utangnya dan menandatangani bank investasi Moelis & Co untuk membantu mengeksplorasi alternatif strategis.

Perjuangan perusahaan berlanjut setelah dorongan pandemi yang berlangsung singkat ketika peningkatan memasak di rumah sempat mendorong permintaan untuk wadah plastik kedap udara yang berwarna-warni. Tetapi lonjakan biaya bahan baku pascapandemi seperti resin plastik, serta tenaga kerja dan pengiriman, semakin menekan margin Tupperware.

Mungkin Anda Menyukai