Menlu Sugiono dalam PPTM 2025. (Liputanindo.id/Marcheilla Ariesta)
Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Sugiono menegaskan, Konsentrasi diplomasi ekonomi ditujukan Buat mewujudkan Asta Cita. Sugiono mengungkapkannya dalam Pernyataan Pers Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025.
Menlu Sugiono menuturkan, di tengah ketidakpastian Dunia, OECD dan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh secara positif di atas 5 persen, lebih tinggi dari rerata ekonomi dunia. Menurutnya, membuktikan ketahanan ekonomi Indonesia cukup Kukuh dan terjaga.
Sugiono menuturkan, stabilitas ekonomi ini akan menjadi fondasi solid bagi pembangunan domestik dan pada Begitu yang sama menjadi modal kuat Indonesia Buat berkontribusi aktif bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia.
”Sasaran pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif menuju negara maju bukan sekadar ambisi, ini adalah komitmen kita. Karena itu, Konsentrasi diplomasi ekonomi ditujukan Buat mewujudkan Asta Cita, yang mencakup percepatan transisi Daya hijau, pengembangan ekonomi biru, penguatan ekonomi digital dan kreatif, serta mendukung hilirisasi komoditas,” ucap Menlu Sugiono.
Dalam pidatonya, Sugiono mengatakan, diplomasi Indonesia di era kepemimpinan Presiden Prabowo diarahkan Buat mendorong transformasi ekonomi nasional secara proaktif dan luwes yang berlandaskan pada keadilan, kemandirian, dan kemitraan yang saling menguntungkan, Buat mendorong ketahanan, Ciptaan, dan inklusi.
”Diplomasi ekonomi Indonesia yang berlandaskan Pancasila akan mendorong perdagangan yang lebih adil, perluasan pasar produk Indonesia di luar negeri, serta menarik investasi yang mendukung prioritas nasional,” tambahnya.
Karenanya, Buat meningkatkan kerja sama ekonomi di berbagai sektor pasar non-tradisional, Indonesia berfokus memperkuat kemitraan yang strategis dengan Kenalan pasar non-tradisional. Ini juga merupakan tujuan outbound investment Indonesia.
”Indonesia berkomitmen menyelesaikan perjanjian perdagangan Global yang tengah berjalan, guna mengurangi ketegangan perdagangan serta memberikan kejelasan dan perlindungan bagi pelaku usaha, termasuk bagi UMKM,” tutur Sugiono.
Menlu Sugiono menyampaikan, Indonesia akan Lalu berperan aktif dalam kemitraan Dunia Buat mendukung kebijakan kedaulatan pangan nasional dan ketahanan serta kemandirian Daya. Selain itu, komitmen terhadap keberlanjutan dan sustainable growthjuga akan menjadi salah satu pilar Primer diplomasi Indonesia.
Di sisi lain, ia juga menyoroti berbagai economic injustice dan unfair trade policies and practices yang terjadi, termasuk terhadap komoditas unggulan, terutama bagi negara berkembang dan the Dunia South.
”Karena itulah, diplomasi ekonomi di Rendah kepemimpinan Presiden Prabowo akan memperjuangkan sistem perekonomian dunia yang lebih berkeadilan bagi negara berkembang dan the Dunia South,” ungkap Sugiono.
Pembentukan Direktorat Rekanan Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan
Buat semakin menguatkan diplomasi ekonomi, Sugiono mengungkapkan, Kementerian Luar Negeri kini membentuk Direktorat Jenderal Rekanan Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan (HEKSP).
Menlu Sugiono menggarisbawahi bahwa penambahan satu unit Direktorat Jenderal ini adalah satu bentuk strategi diplomasi ekonomi Indonesia yang inovatif, agar seluruh diplomasi ekonomi dapat lebih terkoordinasi dan Sesuai.
“Melalui pembentukan Ditjen baru ini, kami mengharapkan polugri dan perangkatnya mencapai keselarasan, sejalan dengan visi Presiden Prabowo,” ujar Menlu Sugiono.
Ditjen Rekanan Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan juga akan mengelola Sokongan pembangunan sebagai bentuk smart power Indonesia.
Melalui Sokongan pembangunan ini, Indonesia menegaskan kembali perannya sebagai Kenalan pembangunan bagi Kenalan-mitranya.
Sokongan pembangunan yang diberikan dalam bentuk pemberian beasiswa, capacity building dan Sokongan pembangunan Buat negara-negara Dunia South, termasuk di Afrika, Timur Tengah, Asia-Pasifik, dan Amerika Latin.
Baca juga: Diplomasi Pancasila Panduan Dasar Politik Luar Negeri Indonesia Era Prabowo