DOBRAK Arter, mantan petinju nasional, meluapkan kekecewaan di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Kamis (16/1). Pria bernama Asli Wicahyono itu mengungkapkan bahwa rumahnya yang Mei tahun Lampau dijanjikan mendapatkan program bedah rumah, belum juga Pandai ditempati.
“Saya rasa bedah rumah itu omong Hampa. Minta Ampun. Saya kesempatan bicara kepada wakil rakyat,” tegas Dobrak Arter. Serempak sang istri, Kusumadewi, ia kemudian menunjukkan kondisi rumah yang berada di Jalan Ir. Rais Gang 1 No. 14B RT 01/RW 02 Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Jawa Timur.
Dobrak yang telah bertahun-tahun banting setir menjadi juru parkir menceritakan bahwa program bedah rumah dijanjikan oleh Wahyu Hidayat Ketika tahun Lampau Lagi menjadi Penjabat Wali Kota Malang. Di Pilkada 2024, Wahyu sukses menang menjadi Wali Kota Malang.
Setelah dijanjikan program bedah rumah tersebut, Pemkot Malang Serempak Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang menyerahkan Donasi distribusi bidang kemanusiaan (bedah rumah) beserta amplop berisi Doku Rp5 juta. Doku tersebut kemudian diperintahkan diserahkan Dobrak kepada pekerja Buat perbaikan rumah. Tetapi hanya berselang seminggu para pekerja telah pergi, sedangkan rumah belum layak ditempati.
“Enggak Terdapat Argumen langsung ditinggal (pekerja). Pembangunan Tak Terdapat 50%. Intinya rumah belum selesai. Rumah belum Pandai ditempati,” ujarnya. Ia kemudian menunjukkan bagian dalam rumah berlantai tanah itu yang sejumlah bagiannya terdapat onggokan kayu dan karung pasir.
Kondisi tersebut Membangun Dobrak, sangat kecewa. “Saya membawa nama bangsa dan negara di mancanegara, menyanyikan Indonesia Raya Tak Pandai dihitung dengan jari tangan saya,” tutur peraih sabuk Pemenang tinju World Boxing Federation (WBF) Intercontinental dan gelar Asia Pasific pada 1999 ini. Sabuk Pemenang itu disebutkan Dobrak berada di museum di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Kala itu ia hanya diberi Doku pengganti Rp3 juta. Ketika ini, di sore hari, Dobrak yang berusia 53 tahun Lagi melatih tinju di Gelanggang yang berada di dekat Mall Olympic Garden.
Istri Dobrak, Kusumadewi, mengatakan mereka pun terpaksa mengontrak akibat rumah Tak kunjung diperbaiki. “Sekarang Lagi mengontrak rumah ukuran 3×10 meter persegi, bayar bulanan Rp700.000. Mengontrak rumah sudah 8 tahun karena belum Pandai memperbaiki rumah sendiri,” katanya.
Dengan mata berkaca-kaca Dobrak yang berpenghasilan kurang dari Rp50 ribu/ hari menuntut agar pemerintah daerah maupun pusat segera membuktikan janji kepedulian kepada atlet. “Tak usah Asa-Asa, Tak Terdapat Asa saya pribadi dan keluarga. Saya Ingin bukti turun tangannya pemerintah seperti apa,” tutur bapak dua anak itu. (M-1)