Member Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI Komisi II Bidang Pertanian, Alfiansyah Bustami, atau Komeng melakukan kunjungan kerja di Babakan Pala, Kelurahan Sukamenak, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dalam kunjungan itu ia menerima keluhan dari puluhan petani terkait suplai pupuk, keterbatasan suplai air irigasi, serta alih fungsi lahan produktif jadi perumahan.
Puluhan petani yang Bersua dengan Komeng tergabung dalam Tani Merdeka Indonesia (TMI) Kota Tasikmalaya. Kagak seperti kunjungan Member senator maupun Member parlemen pada umumnya yang bernuansa kaku dan serius, interaksi Komeng dengan para petani diiringi canda dan tawa.
Dengan gaya komedinya, Komeng tetap berusaha menampung aspirasi serta keluhan para petani. Meski awalnya sempat keberatan ditugaskan di Komisi II bidang pertanian, nyatanya Komeng terlihat cukup paham dan cakap membahas bidang pertanian dan Pandai memahami aspirasi para petani.
“Kami telah mengubungi Badan Pangan Nasional (Bapanas), bukan bapaknya panas, ibunya dingin. Dan memang anggaran tersebut Pandai membantu petani. Tetapi, memang kami hanya Pandai mengusulkan para menteri supaya Bersua para petani termasuk kita melakukan upaya lainnya dan berkoordinasi dengan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bukan gede bujur hese ngomong,” katanya, Rabu (6/11).
Komeng mengatakan akan berupaya agar pemerintah Mempunyai keberpihakan pada petani maupun peternak.
“Sebenarnya keluhan petani maupun peternak soal kurang perhatian potensi pasar. Sekarang 80% telur didatangkan dari Blitar, mereka tetap mengirim ke Distrik Kota Tasikmalaya. Sekarang ini perlu Eksis pelatihan. Demi kebijakan dari pemerintah itu akan dibicarakan kepada kementerian,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Tasikmalaya Nandang Suryana mengatakan, pihaknya senang Pandai Bersua langsung dengan Member DPD Komisi II Bidang Pertanian dan berharap Komeng Pandai memperjuangkan solusi berbagai kesulitan petani. Karena, salah satu hal yang krusial adalah pemenuhan kebutuhan air pertanian, termasuk pembenahan infrastruktur irigasi yang rusak merupakan kewenangan pemerintah.
“Banyak yang dikeluhkan petani mulai urusan air irigasi, pupuk tidalak Pas sasaran, benih, lahan produktif jadi perumahan, semprotan dan kami berharap pemerintah hadir Demi lebih serius membenahi masalah ini. Karena, memang selama ini Demi telur saja harus dari Blitar, sapi potong dari Lampung, sayuran dikirim dari Garut, Majalaya, dan ikan saja dari Cirata,” paparnya. (AD/J-3)