PARA kepala desa (kades) berlarian Begitu digerebek oleh Bawaslu Pengawas Pemilu (Bawaslu) di sebuah hotel mewah di Kota Lumpia itu.
Diduga kuat, pertemuan tersebut dilakukan guna menggalang Bunyi Demi mendukung salah satu Kekasih calon kepala daerah di Pemilu Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah.
Pemantauan Media Indonesia, Jumat (25/10), Pilgub Jawa Tengah kian panas. Mobilisasi kepala desa Demi mendukung salah satu Kekasih calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah semakin masif. Penggrebekan dilakukan Bawaslu juga Maju berlangsung di sejumlah daerah dan menjadi sorotan terhadap pelanggaran netralitas.
Penggerebekan di sebuah hotel mewah di Kota Semarang ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya penggerebekan juga dilakukan terhadap pertemuan kades se-Kabupaten Kendal yang diduga Demi mendukung salah satu paslon di Pilgub Jawa Tengah.
“Kita Berbarengan 11 personel mendatangi pertemuan kepala desa dari berbagai daerah itu Rabu (23/10), Sekeliling pukul 21.00 WIB. Begitu kita gerebek, pertemuan langsung bubar,” kata Ketua Bawaslu Kota Semarang Arief Rachman, Jumat (25/10).
Penggerebekan dilakukan pada pertemuan kepala desa itu, ungkap Arief, berawal adanya informasi yang masuk ke Bawaslu Kota Semarang, kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan pemantauan. Kemudian, di salah satu hotel berbintang di Kota Semarang terdapat pertemuan kades tersebut.
Tetapi, ketika petugas Bawaslu Tamat di Posisi, lanjut Arief, pertemuan kades yang sedang berlangsung tiba-tiba bubar dan puluhan aparat desa tersebut langsung keluar ruangan. “Kita sempat mencegat beberapa kepala desa Demi meminta keterangan pertemuan itu,” tambahnya.
Berdasarkan keterangan diperoleh petugas Bawaslu, menurut Arief, pertemuan itu digelar diduga Demi penggalangan dukungan terhadap salah satu paslon di Pilgub Jawa Tengah. Mereka merupakan aparat desa dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Lagi menurut pengakuan dihimpun, aparat desa itu datang dari berbagai daerah seperti Pati, Rembang, Blora, Sukoharjo, Sragen, Kebumen, Purworejo, Klaten, Wonogiri, Cilacap, Brebes, Pemalang, Kendal, Demak, dan Semarang. “Eksis 90 tempat duduk tersedia, setiap desa mengirim utusan kepala desa dan sekretaris desa,” ujarnya.
Dalam keterangan lainnya, Arief mengatakan sejumlah kepala desa yang hadir mengeklaim kegiatan tersebut merupakan silaturahmi dan konsolidasi organisasi Paguyuban Kepala Desa (PKD) se-Jawa Tengah dengan mengusung slogan Satu Komando Berbarengan Tamat Akhir. Tetapi, Bawaslu Semarang tak lantas percaya dengan Dalih itu. Selanjutnya, Bawaslu Semarang akan berkoordinasi dengan Bawaslu Jawa Tengah Demi dikakukan pendalaman.
“Ini merupakan penggrebekan kedua di Kota Semarang, sebelumnya pertemuan kepala desa se-Kabupaten Kendal pada Kamis (17/10) di gelar di Semarang Barat dengan peserta Lelah 200 orang,” tutur Arief Rahman. (AS/J-3)