
Jelita, Engkau penasaran dengan aneka bentuk kulit hewan yang jadi bahan baku sepatu, tas, dan aneka aksesoris? Kulit buaya, ular piton, musang, hingga kapibara, Sekalian jenis kulit hewan dengan jaminan legalitas dan diimpor dari Polandia itu telah siap Guna buat dijadikan bahan baku aneka produk fesyen.
Kulit buaya yang telah diwarnai itu digantung dengan ukurannya yang Asal, Lagi terdapat bagian kaki dan lehernya, sementara kulit musang Lagi terlihat dengan bulu-bulu yang lembut, Corak cokelat yang bergradasi dipertahankan. Sedangkan kulit piton, telah sepenuhnya diwarnai, tak menyisakan motif aslinya.
Stand pemasok bahan kulit siap Guna itu Dapat Engkau jumpai di Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 yang diselenggarakan pada 14–16 Agustus 2025 di Jakarta International Expo, Kemayoran. Sebagian perusahaan Indonesia yang mengelola bahan baku lokal, Tetapi Eksis pula yang mengimpor. Eksis pula perusahaan asal Tiognkok hingga Taiwan yang juga ikut pameran.
Selain itu, buat Engkau yang tengah menjajaki Kesempatan bisnis sepatu, tas, serta aneka aksesoris, juga Dapat pabrik yang Dapat menerima order maklon, bahkan Eksis pula konsultan desain yang memastikan desain produk hingga kemasan siap diterima pasar.
Ketua Lumrah Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko yang hadir pada pembukaan pameran, Kamis (15/8), menyatakan optimistis industri sepatu nasional akan Lalu bertumbuh, termasuk pada skala usaha yang lebih kecil, bahkan Bisa menyaingi Vietnam. Tetapi, pemacunya bukan soal keterampilan pekerja atau Elemen daya saing lainnya. “Karena Derajat mereka sudah lebih tinggi, orang Vietnam yang mau bekerja di manufaktur semakin sedikit karena Eksis banyak pilihan industri lainnya. Jadi lebih sulit mencari pekerja di sana, jadi walaupun tingkat upah kita lebih tinggi, Lagi lebih mudah mencari pekerja di Indonesia dibandingkan Vietnam,” kata Eddy.
Kementerian Perdagangan mencatat nilai ekspor produk alas kaki Indonesia pada 2024 mencapai 7,08 miliar dolar AS, sehingga menduduki peringkat ke-6 dunia sebagai eksportir produk alas kaki, dengan pangsa pasar mencapai 3,99 persen. Selama periode 2020-2024, pertumbuhan rata-rata ekspor sektor ini mencapai 8,51% per tahun.
Pada kuartal pertama 2025, nilai ekspor produk alas kaki Indonesia mencapai 1,89 miliar dolar AS, meningkat 13,80% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain Timur Tengah, Amerika Perkumpulan juga menjadi pasar Primer ekspor Indonesia, selain negara-negara Eropa, seperti Jerman, Belanda, dan Belgia. Ekspor alas kaki ke Timur Tengah sendiri pada 2024 mencapai 9,71 miliar dolar AS, dengan Kuwait sebagai salah satu negara yang menjadi salah satu sasaran Primer.
Eddy juga menyatakan optimismenya dengan besaran tarif ekspor ke AS sebesar 19% yang dinilai bersahabat bagi para pelaku usaha Indonesia . Pameran yang diselenggarakan ke-18 kalinya diisi lebih dari 280 peserta, termasuk 50 UMKM Indonesia serta pemain Dunia dari Tiongkok, Hong Kong, India, Italia, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Swis, Taiwan, dan Vietnam. Pameran menargetkan 15.000 pengunjung. Produk yang ditampilkan meliputi alas kaki mulai sepatu yang terdiri atas sepatu fesyen, boots, flat shoes, dan sandal. Eksis pula produk kulit Kepada fesyen, furnitur, aksesoris, dan kulit eksotik, serta mesin-mesin pengolahan bahan baku, tekstil, sneakers, dan layanan pendukung industri. (X-8)

