KEMENTERIAN Kesehatan RI mencatat pada 1 Maret 2024 terdapat Dekat 16.000 kasus demam berdarah dengue (DBD atau dengue) di 213 kabupaten/kota di Indonesia dengan 124 Kematian. Kasus DBD terbanyak tercatat terjadi di Tangerang, Bandung Barat, Kota Kendari, Subang, dan Lebak. Keadaan ini diperkirakan Lanjut berlanjut Tamat bulan Mei seiring dengan musim hujan setelah El Nino. Meskipun DBD dapat disembuhkan, kita perlu waspada kemungkinan komplikasi terjadinya dengue shock syndrome (DSS) yang Dapat berujung Kematian. Bagaimana layanan pasien dengue dalam era digital ini?
Perangkat digital Semestinya dapat digunakan oleh para dokter dalam menuntaskan dengue di faskes Esensial (FKTP) dan memprediksi kegawatan agar kasus DSS Tak terlambat Demi dirujuk ke RS (FKTL). Meski demikian, perangkat digital Demi dengue, Ketika ini baru dimanfaatkan dalam aktivitas nonklinik, yakni dalam aspek administrasi dan kebijakan. Misalnya Dengue Track, digital disease surveillance and eHealth buatan Harvard Medical School and Boston Children’s Hospital, Amerika Perkumpulan, tahun 2014. Juga Digital Disease Detection, sebuah program surveilans digital di Filipina, Pakistan, Sri Lanka, dan Puerto Riko sejak 2014, dalam pengawasan, pencegahan, dan pengendalian dengue Demi melakukan intervensi dan membatasi Akibat wabah penyakit dengue.
Selengkapnya baca di epaper Media Indonesia https://epaper.mediaindonesia.com/detail/dengue-digital