SATU penerbangan Turkish Airlines dialihkan ke New York, Amerika Perkumpulan, pada Rabu (9/10) pagi setelah salah satu pilotnya meninggal. Penerbangan 204 sedang dalam perjalanan dari Seattle ke Istanbul ketika dialihkan ke Bandara Dunia John F. Kennedy untuk pendaratan darurat sekitar pukul 06.00 waktu setempat.
Menurut Administrasi Penerbangan Federal, itu terjadi setelah salah satu pilot mengalami keadaan darurat medis.
Kapten Ilcehin Pehlivan kehilangan kesadaran selama penerbangan. Setelah intervensi medis awal terbukti tidak efektif, kopilot dialihkan ke JFK, tempat Airbus A320 mendarat dengan selamat. Ini disampaikan maskapai itu dalam suatu pernyataan.
Baca juga : FIFA Biasakan Daftar 12 Stadion Piala Dunia Antarklub 2025
Turkish Airlines juga mengonfirmasi bahwa Pehlivan meninggal sebelum pesawat menyentuh tanah. Karena itu penerbangan internasional jarak jauh, ada dua pilot lain di dalam pesawat saat itu. Setelah mendarat, menurut otoritas bandara, pesawat itu dijemput oleh petugas darurat.
Pehlivan, 59, bekerja untuk Turkish Airlines sejak 2009. Pemeriksaan kesehatan rutin terakhirnya dilakukan pada 8 Maret 2024. Demi itu, menurut maskapai tersebut, tidak ditemukan masalah kesehatan yang dapat menghalanginya untuk menjalankan tugas sebagai pilot.
Wakil Presiden Senior Rekanan Media di Turkish Airlines, Yahya Ustun, menyampaikan belasungkawa dalam suatu unggahan di X. “Kami sangat berduka atas kehilangan kapten kami dan menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan, rekan kerja, dan semua orang yang dicintainya.”
Baca juga : Bapak Aktivis Turki-AS yang Terbunuh Harap Amerika Berikan Keadilan
Maskapai tersebut mengatakan sedang membuat pengaturan untuk penerbangan baru dari New York bagi penumpang yang terkena dampak.
FAA memiliki prosedur untuk jenis keadaan darurat ini. Apabila kapten pesawat meninggal di tengah penerbangan, langkah pertama yang harus diambil kopilot ialah mengendalikan pesawat. Kemudian, kopilot akan menyatakan keadaan darurat. Kebiasaanlnya, ia berkomunikasi dengan pengawas lalu lintas udara. Pesawat, seperti penerbangan Turkish Airlines, lantas akan mendapatkan prioritas pendaratan.
Pengawasan Lampau Lintas Udara kemudian akan berkoordinasi dengan kopilot, yang sekarang bertanggung jawab atas pesawat, untuk menemukan bandara terdekat yang sesuai untuk pendaratan darurat. Dalam kasus ini, JFK dipilih sebagai opsi yang paling sesuai.
Baca juga : Pembunuhan Aktivis Turki-Amerika oleh Israel, Gedung Putih: Tindakan Keji
Setelah protokol pendaratan darurat diaktifkan, pilot kemungkinan juga akan meminta bantuan medis untuk rekannya. Pramugari juga berperan penting dalam situasi ini karena mereka akan bertugas memeriksa pilot yang tidak berdaya dan memberi tahu komando penerbangan tentang tingkat keparahan situasi tersebut. Terakhir, awak pesawat akan memberi tahu penumpang tentang situasi tersebut.
Bisnis penerbangan
Maskapai penerbangan nasional Turki terssebut melayani 65,1 juta penumpang udara selama sembilan bulan pertama 2024. Demikian pengumuman maskapai tersebut pada Rabu.
Jumlah penumpang udara meningkat sebesar 1,8% tahun ke tahun pada periode Januari-September. Perusahaan tersebut mengangkut 23,9 juta penumpang internasional atau naik 6,7%, dalam periode sembilan bulan tersebut.
Baca juga : Laporan Autopsi Ezgi Eygi Tewas akibat Peluru Penembak Jitu Israel
Tingkat keterisian mencapai 82,3% atau turun 0,8 poin persentase selama periode yang sama. Perusahaan tersebut juga mengangkut 1,5 juta ton pos dan kargo dari Januari hingga September, naik 26,5% dari periode yang sama tahun lalu.
Pada September saja, maskapai tersebut melayani 7,7 juta penumpang udara atau turun 3,4%. Perusahaan juga mengangkut 168.100 ton kargo dan pos atau naik 11,9%.
Pada akhir September, maskapai penerbangan tersebut mengoperasikan armada 467 pesawat. (Anadolu/ABC News/Z-2)