Deflasi Tanda Penurunan Daya Beli Masyarakat

Ahli kebijakan publik dan ekonomi UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat mengatakan deflasi merupakan pertanda penurunan daya beli masyarakat. Tetapi tidak hanya soal penurunan daya beli, kondisi yang terjadi saat ini juga menunjukkan adanya ketimpangan ekonomi antara kelas menengah ke atas dengan kelas menengah ke bawah.

“Kelas menengah bawah yang daya belinya terus tergerus oleh berbagai faktor mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan yang sangat nyata dalam distribusi pendapatan di masyarakat,” kata Achmad Nur Hidayat, Rabu, 2 Oktober 2024. 

Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Mulia mengatakan deflasi selama lima bulan beruntun belum tentu menunjukkan pelemahan ekonomi Indonesia. Menurutnya, inflasi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cenderung stabil dan masih berada dalam rentang target Bank Indonesia (BI) yakni 2,5 plus minus 1%.

Cek Artikel:  Percepat Digitalisasi, Jatim Bejo Kitabkan Transaksi Rp6,1 Triliun

Konsistenitas inflasi yang berada dalam target tersebut mencerminkan perekonomian masih berada dalam kendali dan tidak memerlukan langkah kebijakan yang drastis. “Kami tidak melihat itu sebuah kelemahan yang berlebihan dari dari perekonomian,” ungkap Juda.

Hal Senada disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut harga bahan pokok di pasar dalam kondisi stabil. Bahkan, sebagian harga bahan pangan cenderung turun.

Jokowi menyebut deflasi dalam beberapa bulan terakhir terjadi justru menunjukkan pasokan bahan pangan yang cukup dan proses distribusi yang baik. “Inflasi inti kita itu terutama pangan pada kondisi yang baik,” ujar Jokowi.
 

Seperti diketahui, Indonesia mengalami deflasi dalam lima bulan beruntun. Deflasi yang mulai terjadi sejak Mei 2024 lalu sebesar 0,03% secara bulanan (month to month). Deflasi semakin dalam pada Juni 2024 dengan menyentuh angka 0,08?n semakin buruk pada Juli 2024 hingga menembus angka 0,18%. 

Cek Artikel:  Bahlil Lahadalia Izin Pengelolaan Tambang PBNU sudah Beres

Badan Pusat Tetaptik (BPS) mencatat deflasi mulai membaik pada Agustus 2024 yakni kembali ke 0,03%. Tetapi pada September 2024, angka deflasi kembali memburuk yakni sebesar 0,12%. 

Meskipun Bank Indonesia (BI) menyebut perekonomian masih berada dalam kendali dan dan tidak memerlukan langkah kebijakan yang drastis. Tetapi, pemerintah tetap diminta untuk mewaspadai fenomena deflasi yang sudah terjadi beruntun dalam lima bulan terakhir.

Mungkin Anda Menyukai