Daya Beli Turun, Kota Sukabumi Alami Deflasi 0,19

Daya Beli Turun, Kota Sukabumi Alami Deflasi 0,19%
Anggota antusias berbelanja berbagai kebutuhan pada kegiatan Operasi Pasar Bersubdisi (Opandi) yang dilaksanakan Pemprov Jabar dan Pemkot Sukabumi di halaman kantor Kecamatan Warudoyong, Selasa (22/10/2024)).(MI/Benny Bastiandi)

KOTA Sukabumi, Jawa Barat, mengalami deflasi sebesar 0,19% per 1 Oktober 2024. Kondisi tersebut mengindikasikan terjadinya penurunan daya beli masyarakat, meskipun di sisi lain harga komoditas bahan pokok rata-rata mengalami penurunan.

Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji menegaskan, terjadinya penurunan daya beli merupakan sebuah tantangan bagi pemerintah daerah. Terutama menjaga stabilitas atau keseimbangan antara inflasi dan deflasi. 

“Deflasi terjadi secara nasional yang dipicu penurunan daya beli masyarakat;” kata Kusmana, Rabu (23/10).

Pemerintah daerah, sebut Kusmana, terus berupaya menstabilkan inflasi melalui berbagai program. Salah satunya melalui program Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 

“Opadi merupakan program dari Pemprov Jabar dengan tujuan membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” jelasnya.

Cek Artikel:  Mantan Ketua PCNU Cianjur Dua Periode Dipecat sebagai Mustasyar

Dia menjelaskan, saat ini perkembangan harga berbagai komoditas masih cenderung berfluktuasi. Tetapi secara umum, pasokannya dipastikan aman hingga akhir tahun.

“Berfluktuasinya harga berbagai komoditas di pasaran karena perbedaan pola panen. Ini mempengaruhi variasi pasokan dan harga pangan,” sebutnya.

Terjadinya kesenjangan harga antara produsen dan konsumen disebabkan berbagai faktor. Di antaranya hambatan distribusi, cuaca, biaya transportasi yang tinggi, serta pengelolaan stok yang kurang optimal.

“Seluruh faktor ini memiliki potensi memicu fluktuasi pasokan dan harga pangan. Pada akhirnya kondisi ini memengaruhi tingkat inflasi,” pungkasnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Adrian Hariadi, mengatakan sejauh ini DKP3 telah menggelar pasar murah sebanyak 18 kali. Sumber anggarannya dialokasikan dari APBD Kota Sukabumi. 

Cek Artikel:  Dukung Palestina, Percikan Iman Gelar Run for Palestine 2024 di Kota Bandung

“Selain itu, upaya pengendalian inflasi juga dilakukan dengan menyalurkan sebanyak 10.769 kilogram beras CPPD (cadangan pangan pemerintah daerah) kepada 336 kepala keluarga. Penerimannya termasuk kalangan petani yang mengalami gagal panen akibat kekeringan,” kata Adrian, Rabu (23/10).

Karena itu, lanjut dia, perlu penyamaan persepsi dan meningkatkan kolaborasi serta sinergitas dalam upaya pengendalian inflasi. Secara rutin, DKP3 dan Dinas Kumindag Kota Sukabumi memantau perkembangan harga, terutama di Pasar Pelita dan Tipar Gede, sebagai langkah strategis memastikan stabilitas pasokan dan harga pangan.

“Kami juga berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian melaksanakan gerakan tanam bawang merah yang bertujuan meningkatkan produktivitas pangan di tengah tantangan perubahan iklim global,” pungkasnya. (BB/J-3)

Cek Artikel:  Entis Sutisna Dilantik Jadi Wakil Ketua DPRD Purwakarta

Mungkin Anda Menyukai