Liputanindo.id – Suntikan steroid yang pada mulanya digunakan untuk kondisi medis, banyak disalahgunakan untuk pembentukan massa otot dan daya tahan bagi para atlet. Padahal terdapat beberapa efek samping suntik steroid yang sangat berbahaya.
Steroid perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan efek samping, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Artikel ini akan menjelaskan berbagai efek yang mungkin terjadi, mulai dari yang ringan hingga yang serius.
Apa Itu Steroid?
Dilansir dari Cleveland Clinic, suntikan kortison atau yang juga dikenal sebagai suntikan steroid (kortikosteroid) adalah prosedur medis yang efektif untuk meredakan nyeri dan mengurangi peradangan (bengkak).
Steroid sendiri merupakan obat yang disuntikkan langsung ke dalam tubuh untuk memberikan efek anti-inflamasi yang cepat.
Kortikosteroid (steroid) adalah obat buatan yang mirip dengan kortisol, hormon alami yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Obat ini bekerja dengan cara menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh secara sementara untuk mengurangi peradangan.
Eksispun suntikan kortison biasanya digunakan untuk mengatasi peradangan pada sendi, seperti:
- Bahu
- Tulang belakang
- Tangan
- Pinggul
- Sendi lutut
- Kaki
Selain sendi, suntikan kortison juga dapat digunakan untuk mengatasi peradangan pada tendon atau bursa, yaitu kantung berisi cairan yang berfungsi sebagai bantalan di sekitar dan di antara sendi, tendon, dan tulang.
Jenis-Jenis Steroid: Anabolic VS Kortikosteroid
Dilansir dari Move United Sport, terdapat dua jenis steroid yaitu: steroid anabolik yang mengikat reseptor androgen, dan steroid kortikosteroid yang mengikat reseptor glukokortikoid (menyebabkan efek berbeda pada tubuh).
Perlu diketahui, tubuh secara alami memproduksi testosteron, steroid anabolik, yang mengatur massa tulang dan otot serta distribusi lemak, serta dorongan seks (libido) dan produksi sel darah merah.
Selain itu, tubuh juga secara alami memproduksi kortisol, sejenis kortikosteroid. Ketika kortisol mengikat reseptor glukokortikosteroid, maka secara otomatis akan mengaktifkan jalur metabolisme yang menekan peradangan dan respons imun.
Eksis juga banyak steroid anabolik dan kortikosteroid yang diproduksi secara sintetis, beberapa di antaranya adalah obat yang sah dan beberapa lainnya tidak.
Steroid Digunakan untuk Apa?
Testosteron yang merupakan resep dokter dapat digunakan untuk mengobati hipogonadisme pada pria, atau untuk mencegah kehilangan otot yang terkait dengan infeksi HIV.
Pada beberapa remaja putra yang didiagnosis dengan pubertas tertunda atau kelainan genetik, suntikan testosteron terkadang diresepkan untuk memulai pertumbuhan dan perkembangan.
Kortikosteroid sering diresepkan untuk mengurangi peradangan dan reaksi alergi. Krim kortikosteroid dapat dioleskan ke kulit untuk mengobati ruam poison ivy, atau dermatitis kontak, sedangkan kortikosteroid dalam bentuk pil dapat dikonsumsi untuk mengobati alergi, serta penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis.
Eksis juga kortikosteroid inhaler yang efektif dalam mengobati asma, dan suntikan kortikosteroid ke dalam sendi dapat mengobati peradangan terkait cedera olahraga atau arthritis.
Dampak Samping Suntik Steroid
Kortikosteroid dan steroid anabolik tidak hanya berbeda dalam penggunaan medis utama, tetapi juga dalam potensi risiko kesehatan dan efek sampingnya.
Badan Anti-Doping Amerika Perkumpulan (USADA) mencantumkan beberapa efek fisiologis dari keduanya, serta efek psikologis dari steroid anabolik:
-
Kortikosteroid
Terdapat efek dari penggunaan steroid jenis ini dalam jangka pendek termasuk peningkatan nafsu makan, penambahan berat badan, insomnia, retensi cairan dan kembung, serta perubahan suasana hati seperti mudah marah dan cemas.
Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan hilangnya otot dan/atau massa tulang, penipisan kulit (dengan penggunaan krim kortikosteroid topikal), tekanan darah tinggi, diabetes, pelemahan area yang cedera pada otot, tulang, tendon, atau ligamen, dan penurunan atau terhentinya pertumbuhan pada anak muda
Meskipun demikian, penghentian penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan kelelahan, penurunan berat badan, dan mual
-
Anabolik
Jenis steroid yang yang biasa disalahgunakan pada atlet atau orang yang ingin mendapatkan massa otot dalam waktu singkat. Eksispun efeknya di antaranya:
- Jerawat
- Kebotakan pola pria
- Kerusakan hati
- Penutupan dini pusat pertumbuhan tulang panjang (pada remaja) yang dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat
- Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak
Selain itu, secara psikologis dapat meningkatkan agresivitas dan hasrat seksual, terkadang menyebabkan perilaku seksual dan kriminal yang abnormal, sering disebut sebagai “Roid Rage”.
Kemudian penghentian penggunaan steroid anabolik dapat dikaitkan dengan depresi, dan dalam beberapa kasus, dapat memicu bunuh diri.
Selain efek samping suntik steroid, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…