
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meningkatkan kewaspadaan potensi bencana hidrometeorologi. Langkah itu dilakukan menyusul tingginya intensitas curah hujan pada Minggu (2/3) dan Senin (3/3) hingga mengakibatkan bencana di sejumlah Posisi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmanawijaya, menuturkan sesuai prediksi BMKG, intensitas curah hujan relatif Tetap cukup tinggi sejak awal tahun. Memasuki awal Maret, curah hujan terpantau kembali meningkat.
“Di Cianjur, pada Minggu dilaporkan terjadi beberapa kejadian bencana di sejumlah Posisi. Kejadiannya dipicu curah hujan tinggi yang berlangsung sejak siang hingga malam,” ujarnya, Selasa (4/3).
Laporan data sementara yang diterima BPBD, pada Minggu (2/3) bencana terjadi di Desa Ciwalen, Kecamatan Sukaresmi. Sebuah jembatan di Kampung Cibogo RT 01/13 roboh tergerus arus deras air sungai.
Sementara pada Senin (3/3), dilaporkan terjadi banjir bandang di dua Posisi berbeda. Posisi pertama berada di Kecamatan Karangtengah.
Banjir akibat meluapnya Kategori Kali Cipelang. Banjir merendam Kampung Cipelang RT 003/002, Kamping Cipelang RT 004/002, dan Kampung Sukanagara RT 003/003 di Desa Sukamantri. Kawasan lain yang terendam banjir berada di Kampung Tipar RT 001/001 Desa Hegarmanah.
“Akibatnya, Eksis 1 kepala keluarga atau lima jiwa yang mengungsi. Banjir juga mengakibatkan 4 unit rumah yang dihuni 4 KK atau 15 jiwa terendam serta 1 lokal area tempat pemakaman Biasa,” jelasnya.
Bencana banjir dan tanah longsor juga terjadi di Kecamatan Haurwangi pada Senin (3/3) petang. Banjir terjadi di Kampung Cinangsi RT 03/10 Desa Kertamukti dan tanah longsor terjadi di Kampung Cirenda Art 004/001 Desa Cihea.
Terdapat 4 rumah Penduduk terdampak. Terdapat pula 4 kepala keluarga atau 13 jiwa yang mengungsi akibat banjir.
“Kami mengingatkan masyarakat agar waspada dengan kembali meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi. Terutama tanah longsor, banjir, ataupun pergerakan tanah,” pungkasnya.