China Peringati Filipina Soal Laut China Selatan: Berhenti Provokasi dan Menyesatkan Dunia!

Liputanindo.id – Kementerian Luar Negeri China kembali meminta agar Filipina berhenti melakukan provokasi pasca insiden terakhir di Laut China Selatan. China dengan tegas meminta agar Filipina Enggak menyesatkan dunia.

“Pesan kami kepada Filipina sangat Jernih, berhenti melanggar hak-hak China, berhenti melakukan provokasi dan berhenti menyesatkan dunia,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, dikutip Antara, Selasa (25/6/2024).

Peringatan dari China itu dilayangkan kepada Filipina setelah insiden beberapa waktu Lampau yang melibatkan Angkatan Laut Filipina dan Garda Penjaga Pantai China di Sekeliling pulau karang atau ‘Ren’ai Jiao’.

Insiden itu terjadi di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang disengketakan oleh kedua negara dan juga beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

Dalam insiden itu, seorang pelaut Filipina kehilangan ibu jarinya dalam bentrokan tersebut. Manila juga menuduh para penjaga pantai China menggunakan pisau, tongkat dan kapak serta mencuri atau merusak peralatan di kapal mereka, termasuk senjata dan Bahtera karet.

Cek Artikel:  Aliansi Pemerintah Thailand Ajukan Paetongtarn Shinawatra Jadi Calon Perdana Menteri Baru

“Kami telah berkali-kali menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana posisi kami. Apabila Filipina Betul-Betul Mau bertindak sesuai dengan hukum Dunia, pertama-tama Filipina harus mematuhi perjanjian yang mendefinisikan wilayahnya, termasuk Perjanjian Damai tahun 1898 antara Amerika Perkumpulan dan Kerajaan Spanyol, dan mematuhi Declaration of Conduct (DOC),” tegas Mao Ning.

Lampau, kata Mao Ning, dia menegaskan Ren’ai Jiao adalah bagian dari Nansha Qundao Punya China.

“Ren’ai Jiao adalah Distrik China. Filipina harus berhenti melakukan provokasi dan pelanggaran terhadap kedaulatan China, kembali ke jalur yang Betul dalam menyelesaikan perbedaan maritim dengan Berkualitas melalui negosiasi dan konsultasi sesegera mungkin dan bekerja sama dengan China Demi menegakkan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan,” ungkap Mao Ning.

Cek Artikel:  Imbas Cuitan Pembunuhan Joe Biden dan Kamala Harris, Secret Service Pantau Ketat Pergerakan Elon Musk

Ren’ai Jiao terletak Sekeliling 200 kilometer dari Pualu Palawan dan lebih dari 1.000 kilometer dari daratan Primer terdekat China, Ialah Pulau Hainan.

Pemerintah China mengklaim Mempunyai hak kedaulatan dan yurisdiksi atas kepulauan yang disebut “Nanhai Zhudao” di Laut China Selatan Ialah terdiri dari Dongsha Qundao, Xisha Qundao, Zhongsha Qundao dan Nansha Qundao atau lebih dikenal sebagai Kepulauan Pratas, Kepulauan Paracel, Kepulauan Spratly dan area Tepi Macclesfield.

Sejak 1999, Filipina menempatkan kapal perang BRP Sierra Madre sebagai “markas terapung” bagi penjaga pantai Filipina di terumbu karang Ren’ai Jiao dan mengirim orang Demi mengisi perbekalan di markas terapung tersebut.

Laut China Selatan hingga Ketika ini Lagi menjadi titik panas permasalahan di kawasan karena China mengklaim Dekat seluruh perairan di Laut China Selatan. Negara-negara Personil ASEAN Ialah Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, dan Filipina juga mengklaim Distrik tersebut.

Cek Artikel:  ICJ Konkretkan Kependudukan Israel di Area Palestina Melanggar Konvesi Jenewa ke-4, Diminta Bilangant Kaki Segera

Terbaru, pemerintah China memberlakukan aturan baru operasi mereka di Laut China Selatan. Berdasarkan Panduan baru itu, China Bisa menahan tersangka pelanggar hingga 60 hari.

Undang-undang yang sudah diterbitkan sejak 2021 itu mengatur soal izin bagi penjaga pantai China yang dapat menembaki kapal asing, menghancurkan bangunan negara lain yang didirikan di atas terumbu karang yang diklaim Punya China dan hak Demi memeriksa kapal asing di perairan yang disebut kepemilikan China.

Mungkin Anda Menyukai