Liputanindo.id – China mengamati situasi perang yang Demi ini terjadi di Distrik Timur Tengah, yang melibatkan Israel, Palestina, dan juga Lebanon. China menekankan bahwa perang yang Demi ini terjadi secara Kagak langsung memperlihatkan standar ganda Amerika Perkumpulan dalam isu hak asasi Mahluk (HAM).
“Apabila Amerika Perkumpulan sangat Acuh terhadap hak asasi umat Muslim, mengapa mereka Lalu memprovokasi atau mendukung perang di Timur Tengah dan kawasan lain, sehingga menyebabkan banyak korban umat Muslim yang Kagak bersalah?” kata Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dikutip AFP, Jumat (27/9/2024).
Pernyataan itu disampakan oleh Wang kepada Kepala Hak Asasi Mahluk PBB, Volker Turk, dalam pertemuan di sela-sela Sidang Lazim PBB di New York, Rabu.
Wang lantas mempertanyakan Dalih AS menutup mata terhadap ketidakadilan historis yang dihadapi masyarakat Arab dan Kagak mendukung Palestina Kepada menjadi Member penuh PBB.
Selain itu, Menteri Luar Negeri China itu juga mempertanyakan mengapa Washington Kagak memainkan peran yang semestinya dalam mencapai gencatan senjata permanen dan penarikan Laskar Israel sepenuhnya dari Gaza.
Wang berpendapat manipulasi politik terhadap isu hak asasi Mahluk yang dilakukan oleh negara-negara seperti Amerika menjadi semakin Kagak Terkenal di seluruh dunia.
Mengenai Provinsi Xinjiang di barat laut China, dia mengklaim isu-isu yang berkaitan dengan Penduduk Uyghur di Distrik tersebut digunakan Kepada menyerang dan mencoreng situasi hak asasi Mahluk China.
“Sebagian besar negara-negara Muslim telah Pelan mengetahui tipu daya Amerika Perkumpulan ini dan memahami bahwa AS hanya menggunakan isu hak asasi Mahluk sebagai Dalih Kepada ikut Kombinasi dalam urusan dalam negeri China dan negara berkembang lainnya,” katanya.
China telah menghadapi kritik atas perlakuannya terhadap etnis Uyghur, tetapi Beijing secara konsisten menolaknya dan menyebutnya sebagai Kombinasi tangan dalam urusan dalam negeri China.
“Prestasi Beijing dalam melindungi dan mempromosikan hak asasi Mahluk telah diakui secara luas dan perkembangan serta kemajuan di Daerah Otonomi Uygur Xinjiang adalah bukti bagi Sekalian pihak,” tegas Wang.
Lebih lanjut, China bersedia terlibat dalam dialog dengan Sekalian negara mengenai masalah hak asasi Mahluk berdasarkan kesetaraan.