Emas batangan. Foto: dok MIND ID.
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) kembali mencatatkan rekor tertinggi pada Kamis, 27 Maret 2025, mencapai level USD3.059 per troy ounce. Kenaikan ini didorong oleh ketidakpastian yang meningkat di pasar Dunia akibat kebijakan perdagangan Presiden AS, Donald Trump.
Trump diketahui akan memberlakukan tarif 25 persen pada mobil dan Bangsa cadang otomotif impor. Kebijakan ini memperburuk ketegangan dagang dan meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven.
“Harga emas hari ini berpotensi naik hingga mencapai level USD3.100. Tetapi, Apabila harga gagal menembus level tersebut dan mengalami pembalikan (reversal), maka Terdapat kemungkinan penurunan ke level USD3.035 sebagai Sasaran terdekat,” ujar Analis dari Dupoin Indonesia, Andy Nugraha dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 Maret 2025.
Meskipun tren naik Tetap kuat, harga emas mengalami sedikit hambatan akibat penguatan dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY) sempat turun 0,33 persen ke 104,31, tetapi tetap berada di level yang cukup kuat. Sentimen hati-hati dari The Federal Reserve (The Fed) juga mempengaruhi pergerakan harga emas, dengan pasar Dana mulai memperhitungkan pemangkasan Bangsa Kembang sebesar 64,5 basis poin pada 2025.
Kebijakan perdagangan Trump juga memicu ketegangan dengan negara-negara Kenalan dagang Esensial AS. Kanada dan Uni Eropa (UE) telah mengancam akan memberikan respons terhadap tarif baru tersebut. Ketegangan ini turut membebani sentimen risiko, menyebabkan bursa saham AS mengalami tekanan dan mendorong investor Kepada mengalihkan Biaya ke emas.
(1).jpg)
(Ilustrasi emas. Foto: Dok Bappebti)
Mendasar ekonomi AS Tetap kuat
Laporan klaim tunjangan pengangguran Kepada pekan yang berakhir 22 Maret meningkat menjadi 224 ribu, sedikit di Rendah perkiraan 225 ribu, yang mencerminkan pasar tenaga kerja Tetap solid. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2024 tercatat di 2,3 persen secara kuartalan, lebih tinggi dari Taksiran sebelumnya 1,9 persen, meskipun sedikit di Rendah perkiraan pasar sebesar 2,4 persen.
Pasar perumahan AS juga mulai menunjukkan perbaikan. Penjualan rumah tertunda pada bulan Februari turun 3,6 persen (yoy), membaik dari penurunan tajam 5,2 persen pada bulan Januari. Data ini mengindikasikan adanya pemulihan bertahap di sektor perumahan.
Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun tetap Kukuh, naik satu basis poin menjadi 4,371 persen, sementara imbal hasil riil AS turun tipis ke 1,979 persen. Kondisi ini menandakan bahwa pasar Tetap mempertimbangkan berbagai Elemen sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
“Dengan kombinasi Elemen-Elemen ini, harga emas tetap berada dalam tren bullish. Apabila momentum positif berlanjut, harga dapat melampaui USD3.100, tetapi investor harus waspada terhadap potensi perubahan tren yang Bisa memicu aksi ambil untung,” ungkap dia.

