Cerminan Pembangunan Kesehatan Indonesia 2024

Refleksi Pembangunan Kesehatan Indonesia 2024
(MI/Seno)

SEKTOR kesehatan sangat berperan besar berkontribusi sebagai salah satu masalah yang harus diselesaikan bangsa ini. Menteri kesehatan sebagai nakhoda Buat pembangunan kesehatan harus Bisa bekerja sama dengan Seluruh pihak dalam pembangunan kesehatan. Organisasi profesi, institusi pendidikan, organisasi kemasyarakatan, swasta, dan lembaga pemerintah lainnya memegang peranan Krusial dalam pembangunan kesehatan.

Dalam periode 2024, saya Menyantap kerja sama antara Kementerian Kesehatan dan stakeholder dalam membangun kesehatan belum berjalan secara optimal. Seluruh stakeholder pembangunan kesehatan selama ini turut serta dalam pembangunan kesehatan dan turut serta memberikan masukan yang terbaik Buat bangsa ini mengatasi masalah kesehatan yang Terdapat.

Pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan, juga Sepatutnya siap Buat menerima masukan dan siap dikritik dan selalu berpikiran positif bahwa masukan dan kritik yang diberikan Buat negeri tercinta.

Kementerian Kesehatan dalam satu tahun terakhir ini berusaha keras Buat melaksanakan UU Kesehatan 17/2023 dan turunannya, PP No 28/2024. Tetapi, upaya yang dilakukan tampaknya Tak mulus dan bahkan terburu-buru sehingga terkesan mengubur upaya-upaya yang telah dilakukan sebelumnya. Benturan yang terjadi, kalau Tak diantisipasi dengan Berkualitas, akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

Transformasi kesehatan yang terdiri dari enam pilar Esensial yang mencakup layanan Esensial, layanan rujukan, ketahanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya kesehatan, dan teknologi Maju diupayakan dengan berbagai terobosan. Beberapa aturan dibuat Buat mendukung hal tersebut. Tetapi, problem Esensial ialah tatanan implementasi, khususnya dalam hal pemerataan dan Penilaian berkelanjutan, yang menunjukkan program turunan dari enam pilar transformasi kesehatan Tetap menghadapi berbagai kendala.

Kendala Esensial ialah upaya kolaboratif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat, termasuk para pelaku kesehatan. Ego sektoral Tetap kental dalam pembangunan kesehatan Demi ini. Konsep sistem kesehatan akademik yang telah dimulai sejak Era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tampaknya didukung Sebelah hati oleh Kementerian Kesehatan Demi ini.

Cek Artikel:  Problem Demokrasi dan Tiga Aras Penentu Pemilu 2024

Padahal, Kalau konsep itu dijalankan dengan konsisten dan didukung penuh, Bisa mengurai berbagai permasalahan kesehatan di Indonesia, termasuk dalam Penyelenggaraan enam pilar transformasi kesehatan karena konsep sistem kesehatan akademik menyatukan peran Kementerian Kesehatan dengan rumah sakit vertikalnya, institusi pendidikan dengan sumber dayanya, Berkualitas sumber daya Insan, fasilitas pendidikan, riset, maupun fasilitas kesehatan yang juga dimiliki institusi pendidikan, dan melibatkan pemerintah daerah, yang mempunyai masyarakat, termasuk calon SDM kesehatan.

Sasaran AHS Tak saja Buat menciptakan sumber daya kesehatan yang handal, tetapi juga pelayanan kesehatan yang Mahir dan berorientasi pada penurunan berbagai Sasaran pembangunan kesehatan.

Melalui konsep AHS ini pembiayaan kesehatan menjadi lebih efisien, distribusi tenaga kesehatan menjadi lebih Berkualitas, penelitian kesehatan inovatif lebih meningkat yang akhirnya terjadi efisiensi pembiayaan kesehatan serta upaya-upaya pencegahan penyakit yang lebih optimal. Melalui AHS itu terjadi resources sharing atas Seluruh stakeholder yang Terdapat.

Riset kesehatan inovatif harus didukung, terutama yang dilakukan institusi pendidikan, agar Bisa menghasilkan produk yang murah Buat dapat digunakan masyarakat kita. Secara nasional harus segera ditingkatkan upaya-upaya kemandirian Buat pembuatan obat, vaksin dan alat kesehatan yang memang dapat diproduksi di dalam negeri. Beberapa perusahaan farmasi dalam negeri bahkan punya produk yang sudah diterima di negara tetangga.

Di satu sisi, pembiayaan BPJS juga harus dibatasi. Rekomendasi dari penilaian teknologi kesehatan atau health technology assessment harus dilaksanakan Kementerian Kesehatan karena rekomendasi yang diberikan bertujuan Buat menekan pembiayaan kesehatan.

Harus Terdapat regulasi yang kuat agar mengurangi produk impor alat kesehatan dan pemerintah mendorong penggunaan produk-produk Ciptaan lokal yang sebenarnya Tak kalah dengan produk luar negeri. Kita harus Menyantap negara Asia lain maju pesat dalam produksi alat kesehatan berteknologi tinggi, seperti produksi India, Tiongkok, dan Turki mengikuti kemajuan produksi teknologi tinggi dari Korea dan Jepang.

Cek Artikel:  Corak Kelam Pendidikan Indonesia

 

Mencegah lebih Berkualitas daripada mengobati

Konsep dasar kesehatan ialah mencegah lebih Berkualitas daripada mengobati. Pencegahan meliputi gaya hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin agar deteksi Pagi penyakit dapat dilakukan dan Buat pasien yang mempunyai penyakit kronis, penyakitnya dapat terkontrol.

Demi bekerja di puskesmas 32 tahun yang Lewat, kami sebagai kepala puskesmas kecamatan bertanggung jawab Buat membina puskesmas pembantu dan posyandu dengan melibatkan para kader Buat menjaga kesehatan bayi, balita, dan ibu hamil. Upaya itu pun dilakukan dalam pencegahan penyakit.

Demi ini pun, upaya menekan pembiayaan kesehatan yang terbaik ialah dengan melakukan pencegahan, khususnya pencegahan penyakit Tak menular. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah pembentukan pos pembinaan terpadu (posbindu) penyakit Tak menular. Ke depan, keberadaan posbindu harus didukung penuh dan sosialisasi serta pembentukan posbindu itu harus dilakukan secara masif.

Melalui posbindu, upaya pencegahan penyakit dapat dilakukan secara optimal agar jumlah pasien yang sakit Bisa diturunkan dan deteksi Pagi penyakit dapat dilakukan. Semakin Pagi penyakit dapat ditemukan biaya pelayanan kesehatan yang akan dikeluarkan juga Tak besar. Apalagi kita Paham penyakit dominan yang cukup menyedot pembiayaan kesehatan ialah penyakit Tak menular dan penyakit yang sebenarnya dapat dicegah.

Demi ini pasien dengan kanker datang sudah terlambat, mereka datang dalam kondisi stadium empat atau kondisi lanjut. Biaya yang harus dikeluarkan juga semakin besar Berkualitas Buat pemeriksaan maupun pengobatan. Di satu sisi keberhasilan pengobatan pasien dengan kanker stadium lanjut Buat mencapai kesembuhan peluangnya juga kecil.

Demi ini memang kita harus segera mengejar ketertinggalan kita di bidang kesehatan, antara lain menurunkan Nomor stunting, menurunkan Nomor Mortalitas anak, meningkatkan kesehatan ibu, menurunkan Nomor kesakitan HIV AIDS, malaria, Tb, dan infeksi lainnya. Selain menekan penyakit Tak menular yang kasusnya makin hari makin meningkat.

Data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan penurunan Nomor stunting mencapai 21,5%, Nomor itu Tetap jauh dari Sasaran pemerintah Buat menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024.

Cek Artikel:  Jadi Mantan Presiden, Lezat

Mengenai kasus Tb di Indonesia, berdasarkan Mendunia Tb Report 2023, Demi ini Indonesia menempati peringkat kedua di dunia setelah negara India dengan Taksiran kasus 1.060.000 kasus Tb baru dan 134.000 Mortalitas per tahun.

Sekali Kembali kata kunci Buat mengatasi itu perlu kolaborasi agar upaya yang berkelanjutan dalam hal pencegahan, deteksi Pagi, dan kepatuhan dan pengobatan yang efektif dapat dilaksanakan.

Kesenjangan pelayanan kesehatan khususnya Buat Kawasan timur harus Bisa diminimalkan. Menteri kesehatan ialah orang yang paling bertanggung jawab agar bangsa ini Tak terpuruk dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan.

Nomor Mortalitas anak dan ibu Tetap tinggi. Begitu juga Nomor stunting yang juga Tetap tinggi. Dengan prevalensi penyakit infeksi antara lain HIV dan Tb, kita Tetap termasuk dalam Golongan negara-negara dengan jumlah kasus yang tertinggi di dunia ini. Bahkan, Nomor kekebalan terhadap obat Tb (multiple drug resistence/MDR Tb) juga sudah banyak terjadi.

Upaya yang harus dilakukan harus sistematis mulai pusat hingga daerah. Seluruh jajaran birokrat di daerah harus berkonsentrasi Buat mencapai Sasaran-Sasaran tersebut. Dengan sistem pemerintahan otonomi, Demi ini tampaknya pimpinan daerah sebagian hanya berorientasi Buat mendapatkan kekuasaan dan mempertahankan kekuasaan.

Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemda seakan-akan Tak sungguh-sungguh dan Tak berakar. Program kesehatan bukan menunggu orang sakit, melainkan Membangun bagaimana agar orang Tak sakit. Orientasi pemerintah juga harus diarahkan Buat mencegah agar orang Tak sakit.

Menteri kesehatan diharapkan segera terjun langsung mengidentifikasi permasalahan kesehatan Esensial dan segera melakukan langkah-langkah strategis Buat mengatasi masalah tersebut.

Cita-cita Buat Indonesia yang lebih sehat selalu Terdapat dan rasanya profesi kedokteran serta institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan harus diajak berkomunikasi dan berkolaborasi Buat mengejar ketertinggalan kita selama ini dalam hal pembangunan kesehatan. Dukungan Kemenkes terhadap pembangunan tenaga profesional akan Membangun para tenaga kesehatan menjadi tuan rumah Buat masyarakatnya, di era globalisasi.

Mungkin Anda Menyukai